Sony dan Sucker Punch baru aja ngerilis deep dive dari salah satu game paling panasnya, Ghost of Yotei. Bertajuk State of Play, mereka menampilkan nggak hanya trailer baru, tapi juga gameplay dan fitur fitur yang membedakan dari pendahulunya, Ghost of Tsushima.
Alur Cerita
Bukan menjadi sekuel atau penerus dari petualangan Jin Sakai, bukan juga bermain sebagai garis keturunan Jin Sakai, kita akan memulai petualangan baru dengan karakter perempuan bernama, Atsu. Berbeda dengan Jin Sakai yang terlahir noble di keluarga dengan kultur Samurai, Atsu adalah rakyat jelata yang keluarganya dihabisi oleh bandit yang dikenal dengan nama, Yotei Six.

Karena Atsu nggak mengenyam bangku pendidikan Samurai, gameplay dengan menggunakan banyak senjata dan berbagai metode barbar, tentunya udah menjelaskan bahwa Atsu membalas dendam tanpa kode etik, nggak seperti pertempuran batin yang dialami Jin Sakai saat memerangi invasi Mongol sembari melawan etika Samurai.
Alur ceritanya pun jadi mudah ketebak, Atsu akan menuntut balas, dan kita akan memburu dan menghabisi grup bandit dengan pentolan 6 orang, Yotei Six. Alur cerita ini kayaknya mirip-mirip dengan tema pembalasan dendam di Kimetsu No Yaiba.

Linimasa dari Ghost of Yotei adalah tahun 1603 dan sekitar 300 tahun setelah apa yang terjadi di Ghost of Tsushima. Kalo udah begini, Jin Sakai udah terlihat sebagai legenda yang bisa diceritain di misi-misi sampingan atau mythic quest Ghost of Yotei.
Latar belakang gamenya ada di Ezo, atau Hokkaido di era modern. Yotei di sini adalah suatu nama dari pegunungan di Ezo. Yotei Six adalah grup bandit yang menguasai pegunungan tersebut. Dalam perburuan Yotei Six, Atsu nggak terjebak dengan runutan perburuan, alias sistem quest yang nggak linear. Jadi, pemain bebas untuk menentukan mana yang harus diburu terlebih dahulu.
Gameplay dan Combat
Bertarung tanpa beban etika dan moral, membuat Atsu dengan bebas menggunakan senjata dan cara apapun untuk membalas dendam. Berbeda dari Jin Sakai yang mempelajari berbagai stance Katana lewat ajaran guru-guru dan pengalamannya membantai Mongol, Atsu nggak punya stance dalam menggunakan senjata.
Stance atau cara bertarung menggunakan pedang dalam Ghost of Tsushima dihilangkan di Ghost of Yotei. Sebagai gantinya, Atsu mampu membawa banyak senjata tajam, yang nantinya bisa digonta-ganti dalam permainan, dan tergantung siapa musuh yang dilawan. Ada spear, dua blade, Odachi, celurit, juga beberapa senjata long range seperti; busur panah , kunai, dan bedil (walah udah kayak Rise of Ronin ini mah). Singkatnya, jika berhadapan dengan musuh yang membawa spear, maka dual blades akan diuntungkan dalam pertempuran.

Satu senjata punya keuntungan dalam melawan satu senjata lainnya. Begitu juga sebaliknya.
Eksplorasi, Traversal, dan World Design
Masih mengusung genre dan tema yang sejenis dengan Ghost of Tsushima, Ghost of Yotei praktis nggak mengubah cara pandang kita terhadap game ini secara signfikan. Ghost of Tsushima yang rilis 5 taun lalu pun nyatanya udah memasang bar yang cukup tinggi untuk game open world bertema Samurai. Bahkan beberapa tester mengira bahwa implementasi world design Elden Ring juga jadi inspirasi di Ghost of Yotei.
Eksplorasi juga masih meneruskan pakem dari Ghost of Tsushima, yang di mana icon-icon tertentu di dalam map baru bisa ditemukan kalau pemain melakukan eksplorasi di daerah yang belum terjamah. Lewat State of Play, sang developer juga mengatakan bahwa ada misi sampingan yang baru muncul kalau pemain sudah membuka dan menyelesaikan misi-misi sampingan lainnya.

Tak ubahnya dengan Ghost of Tsushima, Ghost of Yotei tetep punya vibes jejepangan, tetep menjelajah menggunakan kuda, tetap berlarian di hamparan padang rumput yang hijau dan menguning, dan tetep diiringi petikan Samisen yang jadi ciri khas alat musik Jepang.

Walau begitu, Ghost of Yotei punya tambahan efek cuaca seperti efek salju, ujan deres, dan aurora di langit sebagai dynamic weather effects. Hal ini tentunya telah di-enhance agar lebih baik dari pendahulunya di 5 taun lalu.
Sistem Companion dan Kustomisasi
Kalau Jin Sakai punya kuda kesayangan yang bisa didandanin (dlc Iki Island) dan punya skill gir ora minggir tabrak, Atsu pun punya mekanik baru: bepergian dan bertarung dengan Serigala. Yha, di Ghost of Yotei, Atsu bisa menjinakkan serigala untuk dijadikan companion atau pet. Bahkan bisa digunakan di mekanik duel one shot quick time event.

Untuk perkara kustomisasi, sejak awal, Ghost of Tsushima bukanlah sebuah game dengan elemen RPG yang kental. Bahkan, untuk dibilang basic pun nggak. Ghost of Tsushima hanya menyediakan sistem tempa senjata yang sangat simpel dan mekanik mewarnai gear atau equipment. Di Ghost of Yotei pun nampaknya demikian.
Belum keliatan apakah sistem tempa senjata akan menjadi nuansa RPG, karena di video deep dive hanya dikasih liat jenis-jenis gear yang bisa dipakai dan diwarnai sesuai selera pemain. Yahh, intinya jangan berharap adanya nuansa RPG untuk game yang emang nggak dirancang dengan elemen RPG.

Fitur Visual Tambahan
- Kurosawa Mode: Udah jadi sebuah tribute khusus di game-game bertema Samurai dan Jepang, untuk menghadirkan visual warna hitam-putih ke dalam mode game. Kurosawa Mode ini bakalan membuat game berjalan dengan warna hitam-putih dan bertekstur grainy. Di mode ini, weather angin akan bertambah kencang daripada mode lainnya. Trek to Yomi adalah salah satu game yang udah berwarna hitam-putih dan bertekstur grainy secara default.
- Miike Mode: Suatu mode di mana darah akan terpancar sempurna ketika menebas musuh. Fitur gore yang akan menambah imersifitas dalam pertemuan benda tajam dengan daging manusia.
- Watanabe Mode: Di mode ini backsound musik akan berganti menjadi Lo-Fi, yang di mana menjadi ciri khas Watanabe. Hal ini akan menambah pengalaman eksplorasi jadi semakin chill.

Jadi gimana, tertarik day one main Ghost of Yotei, apa nunggu rilis PS6 aja?