Dalam 4 Tahun Terakhir, Ubisoft Sukses Menutup 2 Game Free-To-Play

Dalam 4 Tahun Terakhir, Ubisoft Sukses Menutup 2 Game Free-To-Play

Ubisoft nih ya, ibarat bocah yang jatuh bangun untuk bisa main sepeda, dengkul baret-baret namun tidak pernah menyerah, tapi punya cita-cita jadi atlet sepeda profesional di kemudian hari.

Mungkin itulah kalimat yang bisa ditulis untuk mengungkapkan betapa keras upaya Ubisoft untuk mengais cuan dari game free-to-play shooter. Bedanya, mereka nggak berakhir menjadi atlet sepeda profesional, melainkan cuma jadi ceng-cengan di berbagai sosial media.

Selain ceng-cengan dari isu lingkungan kerja yang toksik dan budaya woke, Ubisoft juga terkenal lewat spesialisasinya dalam membuat game yang mengampas di pasar. Entah apa yang ada dibahas di rapat pemegang saham, Ubisoft nampaknya lebih seneng bikin game yang bisa memicu drama dan debat di sosial media, dapet exposure dari bad publicity, ketimbang bikin game yang emang diomongin karena kualitasnya.

Spesialisasi Ubisoft dalam membuat game yang mengampas di pasar pun tergambar dengan sangat baik dari betapa latahnya mereka mengais cuan dari microtransaction.

Sukses Menutup 2 Server Game Free-to-Play

Di bulan April 2022, Ubisoft sukses mematikan server Hyper Scape dari belantika gaming dunia. Hyper Scape hanya dikasi napas kurang dari 2 tahun, sebelum akhirnya Ubisoft menggelar proyek shooter baru dengan nama Xdefiant. Sedikit berbeda dengan Hyper Scape yang di tahun itu masih latah-latahnya sama genre Battle Royal, Xdefiant tampil sebagai arena shooter beregu dan menawarkan gameplay yang fast-paced a la deathmatch-nya Call of Duty series.

Animo masyarakat terhadap Xdefiant di masa alpha/beta test pun menuai respon yang positif. Pujian pun berdatangan dari pelbagai content creator. Komen-komen di channel Youtube Xdefiant pun sangat positif. Suatu pemandangan yang sangat jarang terjadi di kolom komen postingan suatu platform video ketika membahas hal-hal yang berbau Ubisoft.

“Ah, akhirnya, mungkin inilah saatnya memanen cuan dari game free to play. Tamatlah karirmu, wahai Apex Legends.” Mungkin ini yang terlintas di kepala para pejabat Ubisoft dan developer berambut pink cepaknya Xdefiant.

Ternyata, gayung bersambut jamban, Ubisoft lagi dan lagi harus tertampar realita.



Xdefiant hanya mampu bertahan 1 tahun lewat 2 minggu. Yang lebih menyedihkannya lagi, Ubisoft telah menyerah kalah di kurun waktu 6 bulan sejak perilisannya. Di bulan Desember 2024, Xdefiant udah ditarik di semua store digital. Di 6 bulan setelahnya, mereka praktis hanya bersih-bersih sebelum akhirnya resmi mematikan server Xdefiant di tanggal 3 Juni 2025.

Xdefiant bahkan bernasib jauh lebih menyedihkan ketimbang Hyper Scape.

Stop Killing Games Movement

Selain punya fetish viral jalur bad publicity, Ubisoft kayaknya emang juara satu menyuntik mati game yang mereka anggep jadi beban buat server. Selain menutup Hyper Scape dan Xdefiant dalam waktu yang berdekatan, Ubisoft juga melakukan tindakan decomissioning ke game-game jadulnya.

Kebijakan Ubisoft untuk decomissioning atau menutup akses game-game jadulnya di awal tahun 2024, membuat banyak pihak geram dan bergerak. Salah satunya adalah gerakan Stop Killing Movement yang diprakarsai oleh Scot Ross. Ubisoft melakukan penutupan akses ke game-game online jadulnya dan konten-konten game jadul yang terintegrasi ke servernya Ubisoft.

Imbasnya, para gamer akan kehilangan akses game yang mereka beli secara legal dalam artian tertentu, ketika suatu developer atau publisher memutuskan untuk mematikan servernya.

Aksi yang dilakukan Ubisoft ini sontak dianggap sebagai tindakan yang melanggar hak-hak konsumen. Stop Killing Games punya keresahan bahwa praktik yang dilakukan oleh Ubisoft ini akan ditiru oleh publisher atau developer lain di masa mendatang. Tentunya gamer akan kehilangan cara untuk melakukan preservasi game-game yang telah mereka beli.

Kendati demikian, movement Stop Killing Games ini nampaknya terganjal jalan yang terjal dan mungkin saja akan berhenti melakukan kampanye tersebut.


Jadi menurut kalian gimana, kira-kira game apa lagi yang akan Ubisoft tutup di tahun depan?