Layaknya opening dari cerita Ezio di La Primavera di Firenze, Drama in Athens dibuka dengan mesin Huygens Interferometer, yang menandakan adanya sistem warp dan perpindahan alur waktu dari Vertin, Regulus dan kawan-kawan..
Di sini, Kassandra udah menjadi seorang legenda hidup. Artinya, Kassandra yang kita mainkan di collab ini udah melewati semua hal yang terjadi di game aslinya. Ini sama persis kayak alur La Primavera di Firenze, di mana Ezio udah menjadi assassin dan udah punya brotherhood, alias serikat assassin.
Buat kalian yang mainin collab reverse 1999 ini tanpa pernah mainin game Assassin’s creed Odyssey, gue bisa bantu rangkum sedikit alur inti ceritanya.
Inti Cerita Assassin’s Creed Odyssey
Assassin’s Creed Odyssey dimulai dengan seorang peneliti bernama Layla Hassan yang lagi nyari tongkat legendaris bernama Staff of Hermes. Dia berhasil menemukan DNA dari tombak yang pernah dipakai oleh raja Sparta, Leonidas. Dengan DNA itu, Layla masuk ke dalam Animus buat menjelajahi ingatan Kassandra, seorang keturunan Leonidas yang diyakini sebagai “kanon” atau alur cerita utama di game ini.
Nah, teknologi Animus dan timeline maju-mundur dari seri AC ini udah gue jelasin juga di video rangkuman cerita La Primavera di Firenze yak.
Balik lagi ke Kassandra.
Di game AC odyssey, kita bisa milih mau main dengan karakter Alexios atau Kassandra. Di sini gue ambil dari POV Kassandra sebagai karakter utama.
Kisah Kassandra ini cukup mengenaskan. Sebagai anak dari pemimpin Sparta, Kasssandra dibuang dari tebing bareng adiknya, Alexios, setelah seorang peramal bilang kalau Alexios bakal jadi penyebab kehancuran Sparta. Kalau kita milih Alexios sebagai karakter utama, maka Kassandra yang diramalkan akan jadi penyebab kehancuran Sparta.
Kassandra selamat dan dibesarkan sama seorang pedagang bernama Markos. Setelah dewasa, dia jadi tentara bayaran, sampai akhirnya ketemu sama salah satu cult of Kosmos bernama Elpenor. Si Elpenor ini nyuruh Kassandra buat bunuh “Wolf of Sparta”, yang bernama Nikolaos. Ternyata, Nikolaos itu adalah ayah tiri dari Kassandra.
Cult of Kosmos di sini adalah nenek moyang para Templar. Banyak yang bilang juga kalau Cult of Kosmos ini adalah proto-templar, atau bibit-bibit terbentuknya Templar yang ingin menguasai dunia lewat Apple of Eden.
Di tengah misi panjang pencarian ibunya, Kassandra mengungkap rahasia besar kelompok bernama Cult of Kosmos yang pengen menguasai Yunani. Long story short, di akhir cerita, Kassandra kaget banget karena adiknya yang selama ini dia pikir udah mati, Alexios, ternyata masih hidup dan jadi pemimpin utama dari Cult of Kosmos.
Kalo pemainnya milih Alexios di awal cerita, maka Kassandra akan menjadi raja terakhir dari Cult of Kosmos.
Setelah ngalahin Cult of Kosmos, Kassandra ketemu ayah kandungnya, seorang filsuf bernama Pythagoras, yang ternyata masih hidup berkat Staff of Hermes. Pythagoras nyuruh Kassandra buat ngumpulin artefak kuno buat nutup gerbang kota Atlantis yang tersembunyi.
Setelah tugasnya selesai, Kassandra mewarisi tongkat itu dan menjalani hidup yang panjang banget, bahkan sampai berabad-abad. Dia punya anak, melawan monster mitologi, dan ngalahin banyak musuh.
Di cerita Drama in Athens, Kassandra menyebut Alexios sebagai Deimos, ini menceritakan bahwa Kassandra memilih untuk nggak membunuh adiknya. Ini juga sama seperti di cerita game aslinya, di mana pemain dapat memilih membunuh atau mengampuni Deimos.
Rangkuman cerita Drama in Athens
Cerita dimulai dengan puisi dari seorang bard yang mengisahkan Cassandra si “Eaglebearer,” seorang petarung yang juga berprofesi sebagai Misthios, yang artinya tenaga sewaan atau bayaran. Di sini Kassandra tentunya adalah seorang tukang pukul atau tentara bayaran.
Kassandra bertemu dengan Euphonia, seorang Bard di tengah perayaan. Obrolan santai mereka berubah tegang saat membahas 2 orang misterius yang sibuk di kuil. Dua orang itu terus menggumamkan hal aneh tentang patung Athena dan perang. Ternyata, mereka adalah bagian dari sebuah konspirasi.
Dua orang ini bernama Domitius dan Isonia.
Mereka tengah menjalankan misi rahasia dari seorang “Sage. Isonia memberikan Domitius sebuah pisau tumpul sebagai senjata utama, yang membuat Domitius frustrasi dan harus mengasahnya sendiri. Kassandra dengan tenang mengawasi mereka, sampai akhirnya Isonia meninggalkan Domitius yang lagi uring-uringan karena disuruh mengasah pisau tumpul.
Di tengah usaha mengasah pisau, Domitius kepergok dan diancam oleh Kassandra untuk menceritakan apa yang tengah mereka kerjakan. Domitius yang udah beberapa kali dipukulin akhirnya menyerah dan menyerahkan pisau tumpul it uke Kassandra.
Nggak lama setelahnya, Domitius dikarungin sama Kasandra dan dibawa ke Perikles.
Sungguh tindakan yang sangat satsetsatset oleh Kassandra.
Kemudian scene berganti ke pelataran kuil Dionysius.
Perikles lagi sibuk melerai perdebatan antara 2 muridnya. Di game aslinya, Perikles adalah seorang pejabat dan politikus setempat yang juga jadi ahli sejarah di Athens. Perikles dihormati dan dituakan oleh warga Athens atas kontribusi selama hidupnya. Di AC Odyssey, Perikles banyak membantu main character dalam berprogress di dalam game.
Tiba-tiba Kassandra dateng dan membawa Domitius yang udah dikarungin ke depan Perikles. Dua orang muridnya kaget, ternyata ada bounty atau hadiah bagi mereka yang berhasil membunuh Perikles. Domitius menyerah minta diampuni karena dia sama sekali nggak tau soal siapa dalang di balik bounty untuk kepala Perikles.
Setelah berunding, Perikles dan dua orang muridnya sepakat bahwa ancaman pembunuhan Perikles nggak boleh mengganggu festival Dionysia yang akan berlangsung. Kassandra pun sepakat membantu mengamankan festival dan berenana melakukan investigasi lebih lanjut.
Scene pun berganti menjadi scene Mr Apple.
Sama seperti kemunculan Mr Apple di La Primavera di Firenze, Mr Apple di Drama in Athens terbangun di dahan pepohonan dengan alur setting Teater Dionisius. Selain terbangun menggunakan selimut, Mr Apple juga punya aroma seperti wine. Semua orang di sana ngira Mr Apple ini adalah berkah dari dewa dan pengen dijadiin sesajen. Mr Apple juga mulai kehilangan warna emas dari arc La Primavera di Firenze. Ini menjelaskan bahwa setelah ketemu Ezio di arc Firenze, Mr Apple ikut masuk ke mesin Huygens Interferometer bersama Regulus dan Vertin.
Di sisi lain, Regulus dan Vertin lagi nyari-nyari “Mr. Apple,” apel terbang mereka yang hilang. Sayangnya, mereka gak nemuin apa-apa. Vertin malah dikasih banyak apel sama orang-orang Athena, dan bahkan dikasih wine biar bisa “lihat” apel terbang.
Haha, Vertin disuruh kobam.
Mereka akhirnya sadar kalau apel di Yunani kuno itu beda banget. Tehnik persilangan tanaman untuk bikin apel yang manis belum ditemukan. Apel Yunani di jaman ini masih asem semua. Orang-orang Yunani lebih suka makan buah anggur dan figs. Apel yang asem rasanya ini malah dijadikan sebagai persembahan untuk para dewa.
Sadar kalau Mr. Apple mungkin udah jadi sesajen, Regulus dan Vertin bingung harus gimana. Mereka mikir buat bikin poster orang hilang, tapi duit mereka pas-pasan banget. Mereka juga kepikiran buat bikin pengeras suara, tapi kayaknya mustahil. Mereka akhirnya mutusin buat cari informan atau tentara bayaran lokal buat bantuin mereka.
Informan yang mereka temukan adalah seorang Bard yang juga jadi narrator di kollab Kassandra ini.
Di sebuah pasar di Athena, Regulus dan Vertin sedang bernegosiasi untuk meminta bantuan pencarian Mr Apple. Sang Bard pun menolak mengerjakannya dengan harga murah dan akhirnya berdebat dah tu sama Regulus.
Terdesak karena ditawar mulu sama Regulus, sang Bard akhirnya malah mengarahkan mereka untuk mencari apel itu di festival Dionysia. Sang Bard bilang kalo Mr Apple tampaknya bakal digunakan sebagai persembahan untuk para dewa.
Di sinilah pertemuan Kassandra dengan Vertin dan Regulus.
Kassandra muncul dan bertanya kepada sang Bard apakah dia punya manpower untuk ngebantuin Kassandra melacak orang-orang yang mencurigakan di sepanjang festifal Dionysia. Kassandra khawatir orang-orang yang mencurigakan ini bisa muncul dari dalam kerumunan festival untuk membunuh Perikles.
Ngeliat peluang ini, sang Bard pun jadi makelar informasi. Bard meminta Vertin dan Regulus untuk mengerjakan apa yang diminta oleh Kassandra, dan meminta Kassandra untuk mencari Mr Apple sesuai permintaan Regulus.
Ketiganya kemudian menyadari bahwa mereka saling membutuhkan dan memutuskan untuk bekerja sama.
Kassandra menjelaskan bahwa dia sedang mencari mata-mata yang mencoba membunuh Pericles. Dia meminta Regulus dan Vertin untuk menjadi matanya dan mencari orang-orang yang mencurigakan di tengah keramaian festival. Meskipun awalnya Vertin ragu-ragu karena risiko yang ada, Regulus setuju karena ini bisa menjadi jalan untuk menemukan Mr Apple. Mereka akhirnya menerima tawaran Kassandra, dan ketiganya pun memulai petualangan mereka di tengah festival Dionysia yang meriah.
Saat parade Dionysia dimulai dan keramaian semakin memuncak, Kassandra yang tengah patroli di atas atap, tiba-tiba melihat Mr Apple di dalam kerumanan festival dan menyuruh Vertin dan Regulus untuk berlari ke arah Mr Apple.
Ya, Mr Apple bener-bener jadi sesajen persembahan.
Regulus dan Vertin pun berusaha menerebos kerumunan orang yang sedang berparade. Tapi karena Vertin dan Regulus terlalu kecil untuk menembus parade dan kerumunan, mereka kelimpungan. Di tengah situasi terjepit dalam kerumunan, Vertin kehilangan Regulus yang udah berada jauh di depan.
Daripada puyeng lewat jalur darat, Kassandra inisiatip ngegotong Vertin buat nyari jalan pintas lewat jalur atap.
Cassandra ngajarin Vertin gimana cara paling aman untuk meloncati bangunan. Layaknya Ezio yang ngelakuin leap of faith bareng Mr Apple di La Primavera di Firenze, kali ini Vertin yang diajak leap of faith sama Kassandra.
Ya Vertin gemeter, lah.
Setelah berhasil masuk ke dalam kuil Dioniysios, Kassandra menemukan sesuatu yang janggal.
Ada pita-pita aneh yang kayaknya sengaja ditaruh buat ngerusak pemandangan kuil. Kassandra dan Vertin ngerasa yakin pita-pita ini ada hubungannya sama “Pericles’s bounty,”. Di tengah pencarian, mereka ketemu sama beberapa orang yang lagi berisik dan nyaris ngerusak patung-patung. Orang-orang ini ngaku cuma seniman yang lagi ngecat ulang kuil buat acara festival, tapi Kassandra jelas nggak percaya.
Perdebatan tak terhindarkan dan terjadilah aksi bantu hantam.
Ternyata benar, orang-orang mencurigakan yang ngaku seniman ini memang anak buah dari kult of Cosmos. Di saat situasi memanas, tiba-tiba Alexios muncul untuk menghentikan Kassandra.
Mereka pun kembali berdebat. Alexios bilang dia harus membunuh Pericles karena dia berani menentang kultus mereka. Cassandra mencoba meyakinkan Alexio bahwa dia sudah dibohongi, dan cara mereka dengan kekerasan gak akan pernah membawa kedamaian. Tapi, Alexios gak peduli dan tetap ngotot. Mereka pun bertarung.
Pertarungan itu sengit, dan akhirnya Alexios kabur bersama anak buahnya menggunakan bom asap. Walau realitanya kabur, Alexios tetep masih sempet untuk bilang kalo dia mengampuni nyawa Cassandra. Yaelahhhh…
Setelah pertarungan itu, Regulus akhirnya menemukan Mr APPle dengan kondisi baik-baik saja. Setelah saling berdiskusi, Vertin, Regulus, dan Mr Apple sepakat untuk bergabung dengan penyelidikan Kassandra dalam mencari jejak kult of Kosmos.
Setelah beberapa saat mencari petunjuk di dalam kuil, mereka nggak menemukan hal-hal yang mencurigakan. Para anak buah Alexios ini pun enggak ngerusak kuil, cuma ninggalin simbol-simbol aneh yang sama persis kayak yang ada di poster bounty Perikles.
Misi Kassandra dan kawan-kawan pun jadi lebih terarah: yaitu mencari simbol-simbol itu di mana aja. Pencarian pun meluas sampe akhirnya mereka nemuin sekelompok orang mencurigakan di dekat teater Dionisos yang diduga adalah anggota Kult of Kosmos.
Dengan bantuan mercenary setempat, akhirnya semua orang mencurigakan itu berhasil diamankan dan mulai diiterogasi. Beberapa saat setelahnya mereka nggak menemukan tanda-tanda keterkaitan anggota Cult of Kosmos, mereka cuma seniman yang berusaha menjual karyanya lebih mahal dengan embel-embel perayaan Dionysia.
Setelah berdiskusi lebih lanjut dari rekam jejak dan bukti-bukti yang mereka punya, Vertin melihat ada suatu kejanggalan. Vertin sadar kalau anggota kultus ini nungguin perintah dari seseorang yang mereka sebut “sage.” Jadi, Vertin punya ide: mereka bakal bikin drama palsu buat mancing para kultus ini keluar. Mereka bakal pura-pura udah nangkep sang sage dan bikin pengumuman publik.
Dan inilah inti dari judul Drama in Athens di collab Kassandra. Ya mereka bikin drama untuk bisa munculin musuh yang bersembunyi.
Mereka akhirnya mengunjungi Domitius di penjara. (dari sini kita bisa tau, berarti Domitius langsung dijeblosin ke penjara setelah Kassandra membawa Domitius ke hadapan Perikles).
Rencana mereka sederhana. Mereka berpura-pura “melepaskan” Domitius dan mendeklarasikan bahwa Domitius nggak bersalah dan bukan bagian dari Kult of Kosmos. Mereka juga berterima kasih atas pesan rahasia berupa bounty perikles yang dimiliki Domitius, karenanya mereka berhasil mengungkap plot kultus dan nangkep dalang di baliknya, yaitu sang Sage.
Kebohongan dan drama yang dibuat-buat ini bikin Domitius panik dan tanpa sadar nyebut kalau dia enggak tahu cara baca pesan rahasia itu, dia nggak diajarin untuk baca pesan rahasian dalam bentuk “Scytale.” Scytale adalah alat yang biasa digunain sama bangsa Spartan untuk berkomunikasi lewat pesan rahasia.
Nah, akhirnya mereka tahu kalau kuncinya itu cuma perlu membaca enkripsi lewat “Scytale” buat nyelesaiin masalah ini. Tapi mereka nggak tau di mana pesan rahasia dari pisau tumpul yang dimiliki Domitius. Kemudian, Domitiius akhirnya sadar kalo lagi dikerjain dan nggak mau ngasih tahu apa-apa lagi.
Lalu scene pun berganti ke ruang rahasianya Kult of Kosmos.
Ada Deimos dan Pendoros yang lagi diskusiin rencana rahasia mereka. Mereka yakin banget kalau rencana ini aman dan gak bakal ketahuan. Mereka pakai trik komunikasi yang rahasia disebut dengan namanya skytale. Mereka pikir cuma orang Sparta kayak Deimos yang tahu.
Selain itu, mereka juga menyembunyikan kode rahasia di dalam gagang pisau tumpulnya. Pendoros yakin banget, bahkan kalau ada orang mereka yang ketangkep, kode itu tetap aman. Deimos gak mau ada kegagalan, kali ini Perikles harus mati.
Di tengah-tengah obrolan serius mereka, tiba-tiba ada member kult of Kosmos yang nyeletuk. Dia nanya gimana cara membaca skytale itu, dan langsung bikin Pendoros marah besar. Walau ngomel-ngomel, Pendoros tetep ngajarin cara ngebaca Skytale itu ke member yang nanya.
Setelah ritual selesai, para anggota member langsung berpencar layaknya bubaran pabrik. Mereka siap-siap untuk bersiaga di teater Athena. Tapi nggak buat satu member yang nanya tentang cara pake Skytale tadi.
Member ini pergi ke penjara ke tempat Domitius dipenjara.
Ternyata, member kult of Kosmos itu adalah Kassandra yang menyamar. Di awal, Domitius memang nggak mau bekerja sama, tapi di akhir dia malah membantu Kassandra untuk nemuin markas rahasia Kult of Kosmos. Singkat cerita, Kassandra, Vertin, dan Mr Apple berterimakasih atas kontribusi dari Domitius.
Scene pun berganti teater di balai kota Athena.
Hari itu adalah hari puncak dari perayaan Dionysia. Perayaan pun masuk ke dalam sambutan dari Perikles, sang pejabat kota setempat. Kassandra sedang berdiri di bawah teater dan membaca ulang pesan dalam Scytale yang inti isinya adalah, para Kult of Kosmos akan menyergap Perikles di penghujung perayaan Dionysia.
Sesuai isi pesan yang berhasil diterjemahkan oleh Kassandra dan kawan-kawan, Alexios tiba-tiba muncul dan naik ke atas teater. Para anggota member Kult of Kosmos pun keluar dari penyamarannya di tengah kerumunan.
Alexios pun bergegas mengambil nyawa Perikles. Tentunya, Kassandra dengan talk no jutsu layaknya Naruto melawan Pain, masih bersikeras membujuk Alexios agar eling dan kembali ke jalan yang benar. Alexios pun kesel, karena untuk kesekian kalinya, Kassandra berhasil menghadang rencana jahatnya.
Talk no jutsu Kasandra masih nggak mempan. Pertempuran antar dua petarung hebat nggak terhindarkan.
Baku hantam antara anggota Kult of Kosmos dan petugas keamanan setempat pun juga terjadi. Para penduduk yang membanjiri teater pun mulai panik dan berhamburan. Ini tentu berbahaya karena Kassandra dan Alexios sedang berada di tengah pertempuran.
Vertin, Apple, dan Regulus juga ikut panik.
Di tengah kekacauan dan kepanikan, mereka masih berusaha mikirin gimana caranya menarik perhatian kerumunan dan membawa para penduduk keluar dari teater.
Vertin punya ide cemerlang.
Berbekal dari pengalamannya di Firenze, Vertin ngecat Mr Apple dengan tinta warna emas, yang kemudian diiket oleh Regulus dan diterbangkan layaknya layangan.
Seketika, kerumunan massa yang berhamburan itu terdiam, dan melihat ke angkasa, ada apel terbang berwarna emas.
Ya, Vertin membuat tiruan Apple of Eden, yang menurut lore di AC Odyssey adalah artifak kuno di kota Atlantis.
Apel terbang dengan kilau emas ini sontak menarik perhatian massa yang berhamburan di teater. Mr Apple, Vertin, dan Regulus pun mau nggak mau berlari keluar Teater dan dikejar-kejar oleh kerumunan massa.
Endingnya Gimana?
Kalo ending dari La Primavera di Firenze terasa sederhana, Drama di Athena ini sebenernya jauh lebih sederhana.
Ending dari cerita ini juga kentang. Scene diakhiri dengan Vertin, Mr Apple, dan Regulus yang terus berlari dan kabur dari kejaran massa. Alexios pun juga kabur untuk kesekian kalinya karna kalah bertarung dengan Kassandra.
Athena pun kembali aman dan damai.
Walau begitu, di cerita ini akhirnya dijelasin kenapa Vertin dkk ini ngelakuin perjalanan waktu ke Firenze dan Athens.
Ya, mesin waktu Huygen Interferometer ini adalah tehnolohi yang dimiliki oleh St Pavlov Foundation untuk melihat langsung terjadinya sejarah, bukan membacanya dari artifak atau mural. Mr Apple pun punya pengalaman dengan Kriptografi saat masih menjadi peneliti sejarah di St Pavlov Foundation. Ini juga yang menjelaskan kenapa dia bisa membaca Scytale, atau cara komunikasi rahasia kaum Spartan.
Ya intinya perjalanan waktu ke Firenze dan Athena ini adalah kepentingan dari penelitian aja.