Rangkuman Alur Cerita La Primavera di Firenze – Reverse 1999

Akhirnya Reverse 1999 bisa collab dengan salah satu franchise game populer, Assasin’s Creed.

Nggak tanggung-tanggung, langsung dengan mamang Ezio Auditore, yang juga menjadi karakter dan ikon Assassin yang paling memorable. Karena cuma Ezio aja nih yang sampe punya trilogy, alias dibikin jadi 3 part, dari Assassin’s Creed II, Assassin’s Creed: Brotherhood, dan Assassin’s Creed: Revelation.



Nggak kayak Kassandra dan Alexios yang cuma dijadiin 1 part dan 2 dlc di Assasin’s Creed Odyssey.

Setelah gue namatin cerita utama di La Primavera di Firenze, buat gue, ceritanya sebenernya nggak berat-berat banget.

Ceritanya langsung dimulai ketika Ezio udah jadi assassin dan berserikat. Nah, buat kalian yang mungkin nggak ngikutin timeline, atau cuma tau Ezio adalah Assassin, terus belum ngerti banget apa sih yang diperjuangin Ezio sebagai Asassin, di cerita collab ini mungkin akan sedikit bingung, kenapa Apple tiba-tiba diperebutkan, kenapa Ezio tiba-tiba bantuin Apple dan Vertin, nahhh.. gue bisa bantu urai dan sederhanakan inti dari segala inti tentang franchise Assassin’s Creed.

PENGANTAR ASSASIN’S CREED

Assasin’s Creed ini bukanlah semata-mata sudut pandang atau POV dari karakter assassin. Semua seri assassin’s creed ini bermula dari timeline masa kini dan mundur ke belakang untuk napak tilas dan menguak Sejarah masa lalu atau leluhur para assassin.



Dalam seri Assassin’s Creed, ada yang namanya Abstergo Industries, atau perwujudan Templar di masa kini, yang menjadi musuh utama para Assassin. Templar ini sederhananya adalah kalangan elit yang menginginkan kuasa mutlak dan keabadian.



Hal ini tentunya bertentangan dengan prinsip humanisme dan kebebasan. Dari sinilah muncul orang-orang yang memberontak, namun karena kalah jumlah dan akhirnya berserikat menjadi suatu hal yang disebut dengan Creed, untuk bisa mengalahkan kehendak Templar yang ingin menguasai dunia.

Pertanyannya sederhana,  gimana cara Templar menguasai dunia? Di sinilah Apple of Eden menjadi krusial.

Apple of Eden adalah teknologi dari peradaban Isu (Isu Civilization), yaitu peradaban kuno yang dijadikan latar belakang kekuatan magis di franchise ini. Apple of Eden ini punya banyak kekuatan yang secara sederhana bisa menguasai pikiran orang, membuat Ilusi, dan mampu membuat orang lain berbuat sesuatu yang di luar kehendaknya. Serikat assassin dari generasi satu ke generasi seterusnya pun mati-matian mencegah Templar untuk menguasai Apple of Eden.



Dari sini juga muncul suatu jargon terkenal dalam perjuangan assasins yang berbunyi,

“We walk the talk, not only talk the talk”.

Ah, bukan.

“We work from the dark, to serve the light”.

Dari 14 judul game Assassin’s Creed, ada sekitar 12 judul dari Assassin’s creed yang membahas Apple of Eden. Dari sini kita bisa tau kalau Apple of Eden ini emang bagian krusial dari franchise mumet Assassin’s Creed.

Obsesi menyimpang para Templar untuk menggunakan Apple of Eden untuk menguasai dunia ini pun nggak pernah selesai dan turun temurun sampai di timeline modern.

Nah, Abstergo Industres atau keturunan Templar di timeline modern ini mengembangkan teknologi bernama Animus, suatu mesin realitas virtual yang memproyeksikan memori genetik ke dalam simulator. Tujuannya jelas, mencari lokasi Apple of Eden secara tepat dengan cara napak tilas pengalaman hidup para leluhur Assassin.



Mereka ingin menggunakan Apple of Eden untuk menguasai dunia di timeline modern. Mesin ini hanya bisa dimainkan atau dijalankan oleh garis keturunan atau orang yang punya hubungan genetik dengan para leluhur assassin.

Dia adalah Desmond Miles, animus dari Ezio Auditore, yang juga menjadi garis keturunan dari 5 judul pertama dari Assassin’s creed.

Desmond diculik dan diperkerjakan secara paksa oleh Abstergo Industries untuk melacak lokasi Apple of Eden. Lewat mesin Animus inilah Desmond melihat perjuangan leluhurnya dalam melawan Templar. Long story short, Desmond akhirnya ngelawan balik ke Abstergo, dan ngorbanin dirinya di Assassin’s Creed III untuk mencegahAbstergo menguasai dunia lewat penggunaan Apple of Eden.



Nah, La Primavera di Firenze juga diawali dengan cara yang mirip-mirip. Dan dari sini juga kita akan langsung tau kenapa Mr Apple ini diperebutkan oleh Templar, dan Ezio langsung mau bantuin Vertin dalam melindungi Mr Apple yang sejak awal udah ditawan para Templar.

KONFLIK UTAMA

Walau masih membawa konsep Templar dan obsesi mereka tentang Apple of Eden, di cerita collab ini, konflik utamanya nggak diproyeksikan sebagai obsesi Templar dalam upaya menguasai dunia.

Apple of Eden yang di sini diperankan oleh Apple tapi warnanya emas ini adalah salah satu alat untuk membuka ruang rahasia yang katanya berisi harta karun. Harta karun ini digadang-gadang nilainya bisa buat membeli seisi kota Firenze. Harta karun ini juga disebut sebagai peninggalan dari heretical cult yang bernama, The Compliners. Di dalam cerita, harta karun ini tersembunyi di dalam Katedral gereja yang akrab dengan sebutan Il Duomo di Firenze.

Saking terkenalnya rumor ini, banyak pemburu harta karun di luar Firenze juga berdatangan dan berusaha memecahkan teka-teki tersebut. Hal ini juga yang membuat Golden Apple dikejar-kejar Templar dan warga Firenze.

Ezio dalam cerita ini pun langsung mengira bahwa Golden Apple adalah Apple of Eden dari versi game aslinya. Jadi sangat wajar kalau Ezio langsung mau membantu Vertin dkk dari kejaran Templar dan rela bertarung untuk Vertin tanpa perlu alasan yang jelas. Hal ini bisa sangat dimengerti karena inti perjuangan Assassin’s Creed sendiri adalah mencegah Templar menggunakan Apple of Eden.

RANGKUMAN LA PRIMAVERA DI FIRENZE

Buat yang males baca sampe bawah, bisa tonton aja langsung di sini.



Cerita dimulai dengan Vertin, Apple, dan X yang melakukan eksperimen di laboratorium Lache menggunakan alat bernama The Huygens Fresnell Interferometer. Alat ini dapat mengirim ingatan atau pikiran seseorang ke dunia lain. Yahhh, ini mirip-mirip lah dengan teknologi Animus dari Abstergo. Mereka bisa ngirim pikiran seseorang secara virtual reality ke dunia dan ke timeline yang berbeda.

Setelah The Huygens Fresnell Interferometer bekerja, Apple tiba-tiba udah terbangun di depan pasukan Templar dan Leonardo da Vinci.

Di sini, warna Apple berubah menjadi emas, yang kemudian dikenal sebagai Golden Apple. Leonardo Da Vinci yang juga temenan secara diem-diem sama  Ezio, diminta oleh Templar untuk menganalisa Golden Apple demi kepentingan menguak rahasia dan teka-teki harta karun. Yahh sebenernya Leonardo ini diculik sama Templar ya, jauh-jauh diculik dari Milan ke Firenze untuk menganalisa Mr Apple yang diduga adalah Apple of Eden.

Sementara itu, Vertin bertemu dengan seorang pedagang buku yang menjelaskan bahwa Golden Apple adalah kunci untuk membuka ruang rahasia yang berisi banyak harta karun. Vertin diusir karena tidak punya uang untuk membeli manuskrip yang berisi salinan lukisan dinding untuk menguak rahasia harta karun.

Leonardo yang tengah berada di ancaman Commander Templar memberitahu APple kalau dia hanya bersandiwara dan mengulur waktu sampai bala bantuan datang. Nggak lama kemudian, seorang Assassin muncul dan membunuh beberapa Templar, yang akhirnya menyulut pertikaian besar. Mereka akhirnya dikepung.

Asssassin itu bernama Ezio Auditore.

Leonardo berhasil kabur ke luar, dan Ezio dan Apple harus melarikan diri melalui atap-atap bangunan.

Sembari menunggu di bangunan tinggi, Ezio dan Apple saling berkenalan satu sama lain. Ezio menjelaskan banyak hal yang Apple nggak tau semenjak terbangun dari alat Fresnel Interferometer. Dari siapa itu Templar, siapa itu Leonardo, dan kenapa Ezio menjadi Assassin. Akhirnya Apple dan Ezio sepakat membentuk aliansi dan bekerja sama, dengan satu permintaan: Apple meminta Ezio untuk mencari Vertin yang telah terpisah sejak disummon ke dalam Firenze.

Layaknya pucuk dicinta ulam pun tiba, Apple dan Ezio menemukan Vertin yang tengah diinterogasi oleh Templar di jalan. inilah momen pertama kali Ezio dan Vertin bertemu. Setelah berkenalan satu sama lain, Ezio mengajak Apple dan Vertin untuk menyambangi markas Leonardo guna membongkar rahasia harta karun.

Scene pun berganti ke markas alias bengkelnya Leonardo.

Sotebi yang ternyata udah duluan berangkat menggunakan Fresnell Inteferometernya si X sebelum Vertin dan Aplle ini berperan menjadi anak bupati setempat. Sotebi merengek ke Leonardo untuk diajak dalam misi membongkar rahasia harta karun. Di sinilah Vertin bertemu dengan Soteby. Di part ini juga Soteby mempertunjukkan kebolehannya dalam bertarung. Yahh beda nggak kayak Vertin yang miskin, ternyata manuskrip yang dijual sama pedagang buku di awal cerita, itu tuh yang ngusir Vertin, dibeli sama Soteby.

Mereka pun bersama-sama menyelidiki manuskrip.  Mereka menyadari bahwa manuskrip itu adalah imitasi. Setelah beberapa saat berdiskusi dan meneliti manuskrip tersebut, Leonardo kemudian mengetahui bahwa ruang rahasia itu berada di dalam kubah katedral.

Keesokan harinya, mereka membagi 2 tim untuk berpencar dengan pintu masuk yang berbeda. Ezio dan Apple masuk terowongan rahasia, sedangkan Leonardo, Vertin, dan Sotheby masuk lewat pintu utama.

Ezio dan Apple harus melawan pasukan Templar sebelum menyelinap masuk dan menemukan terowongan rahasia di dalam kubah. Simbol-simbol humanoid di dinding terowongan mengarahkan mereka ke sebuah mural. Di sini Ezio menemukan bahwa simbol burung di dalam mural itu adalah Paolo Uccelo, salah satu pelukis berbakat yang juga teman dari orang tuanya Ezio.

Balik lagi ke tim Leonardo.

Mereka masuk ke dalam Katedral dengan cara meminta izin ke Pastor Alberto. Selain itu Leonardo juga meminta kepada pastor Alberto untuk mengosongkan Katedral Il Duomo dari penjagaan para Templar guna menyelidiki fresco-fresco yang berkaitan dengan misi rahasianya.

Di dalam katedral, Leonardo mengajari Vertin tentang perspektif linier untuk memecahkan teka-teki. Namun, Pastor Alberto yang sebenernya adalah teman dekat dari Leonardo, malah menjebak mereka dengan mengeluarkan gas yang membuat mereka semua tertidur. Usut punya usut, pastor Alberto adalah salah satu petinggi Templar. Suatu hal yang nggak pernah diketahui oleh Leonardo.

Vertin yang sebelumnya udah menggunakan potion pemberian Sotheby, berhasil bangun duluan dan menyembunyikan Leonardo dan Sotebi dari pasukan Templar yang masuk ke dalam Katedral. Vertin akhirnya kejar-kejaran dengan Commander Templar sampai atap Katedral dan terpojok tak berdaya.

Seketika Ezio datang, dan langsung mengalahkan Commander Templar. Ezio juga menyuruh Vertin untuk pergi menyusul Golden Apple yang tengah berada di depan mural ruang rahasia. Ezio mengalihkan perhatian para Templar untuk memberikan Vertin ruang untuk kabur.

Selang beberapa saat, setelah mengikuti petunjuk jalan yang ditinggalkan Ezio, Vertin akhirnya bergabung dengan Golden Apple di depan mural untuk kembali memecahkan teka-teki. Mereka saling bertukar pikiran. Vertin memberikan clue dari apa yang dia dan Leonardo dapatkan dari Fresco dalam Katedral. Golden Apple memberikan clue dari apa yang dia dan Ezio dapatkan dari mural-mural di ruang rahasia.

Di detik-detik Vertin dan Golden Apple berhasil mendapat jawaban dari teka-teki mural Paolo Uccelo, Pastor Alberto beserta pasukannya tiba-tiba datang menyergap. Pastor Alberto mengancam akan membunuh Leonardo dan Sotheby yang telah ditangkap oleh Templar jika Vertin menolak untuk memberi tahu cara untuk memecahkan teka-teki harta karun Paolo Uccelo.

Vertin akhirnya setuju.

Tapi sekali lagi, yang namanya jagoan utama, selalu datang di saat-saat genting. Ezio datang membantu Vertin untuk melawan Pastor Alberto yang udah dalam mode monster. Di saat sekarat, Pastor Alberto bingung, kenapa Ezio bisa mengalahkan seluruh pasukan Templarnya seorang diri.

Ezio pun menjawab bahwa dia nggak sendiri, ada banyak assassin di luar sana yang siap membantu Ezio untuk melawan Templar. Itulah kenapa mereka berserikat.

Ezio pun langsung menusuk jantung pastor Alberto dengan hidden Blade, dan munculah kalimat paling signature-nya,

Hidup Jokowii.

Ah bukan.

“Requiescat in Pace”.

Akhirnya pastor Alberto fix mati.

Selang beberapa saat setelahnya, Ezio mendapat kabar bahwa Leonardo dan Sotheby berhasil diamankan atas bantuan para serikat Assassin. Nggak lama kemudian mereka berhasil memecahkan teka-teki dan membuka ruang rahasia… yang ternyata hanya berisi surat dan alamat para pelukis.

Salah satunya adalah alamat Paolo Uccelo.

ENDINGNYA GIMANA?

Yahhh.. legenda tentang harta karun itu ternyata nggak pernah ada.

Legenda harta karun ini sebenernya adalah kisah sedih para pelukis jaman lampau yang nggak mendapat upah dari proyek mural yang dikerjakan secara berkelompok. Proyek tersebut dihentikan secara sebelah pihak dan para pelukis kehilangan mata pencaharian. Namun, karena Paolo Uccelo dkk ini adalah seniman, mereka semua sepakat untuk menyelesaikan lukisan dengan cara yang tidak biasa. Mereka melukis dengan cat yang hanya bisa terlihat dengan bantuan filter cahaya tertentu.

Golden Apple adalah alat untuk memfilter cahaya supaya cat yang telah dilukis di dinding sebagai mural bisa kelihatan.

Beberapa minggu kemudian, Vertin, Ezio, dan Leonardo pergi ke rumah Paolo Uccello sesuai dengan alamat yang tertera dari hasil memecahkan teka-teki.

Tapi mereka dikagetkan bahwa Paolo Uccelo sudah lama meninggal dan hanya bertemu dengan Antonia, putri dari Paolo Uccelo. Antonia banyak bercerita bahwa dirinya seringkali meminjam nama bapaknya untuk bisa jualan karya seni atau lukisan.

Di sini banyak percakaan tentang hubungan Paolo Uccelo dengan keluarga Ezio. Ya adegan di sini pun jadi sedih karena mengingatkan Ezio pada masa lalu keluarganya yang dibantai habis oleh para Templar.

Antonia kemudian memberikan lukisan keluarga Auditore yang dulu dikerjakan oleh Paolo Uccelo untuk keluarga Ezio.

Yaahh.. segitu aja ceritanya gaes.

Buat gue, plot hole yang sangat menggelitik di event collab La Primavera di Firenze ini tuh, dari awal cerita, nggak pernah dijelasin kenapa Vertin dan Apple nyusul Sotheby dan Regulus yang udah duluan berangkat. Lalu, nggak dijelasin juga tujuan mereka mainan Huygens Interferometer, atau kenapa mereka ngelakuin timewarp, atau tujuan mereka napak tilas ke Firenze.

Tentu hal ini bertentangan dengan teknologi Animus yang terang-terangan napak tilas ke masa lalu leluhur demi ngelacak lokasi Apple of Eden.

Yahh, semoga ini bisa dijelasin di cerita collab part 2 Kassandra, Drama in Athens.

By The Weakling Casuls

Menulis berita dan opini seputar gaming setiap hari. Sering kena roasting sama akun anon di grup Facebook PC dan konsol bajakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Index