Di mata para gamer, kriteria game yang sukses mungkin adalah game yang bisa memberikan pengalaman baru dalam bermain dan bisa dimainkan terus-menerus tanpa membawa rasa jenuh. Atau, mungkin aja game yang sukses itu adalah game yang punya grafik paling bagus sejagat raya. Namun, bagi para developer dan publisher, game yang sukses ya.. adalah game yang terus menghasilkan cuan selama-lamanya dan terus dimainkan oleh para playernya. Game dengan bajet mahal pun bisa nggak sukses kalau ternyata nggak mampu menorehkan penjualan sesuai target dan jumlah pemain yang tinggi.

Yang patah tumbuh, yang hilang berganti. Pun sama halnya dalam industri gaming. Ketika ada game yang terus meningkat player base-nya, ada game yang terus diberikan update dan optimasi di dalam kontennya, dan ada juga yang mangkrak tanpa konten, kehabisan ide mau ngapain dan perlahan mulai ditinggal playernya. Bahkan, ada juga yang baru rilis tapi dalam hitungan bulan, eh tau-tau udah ditinggal playernya aja.

Uhuk, Anthem, uhuk.

Lewat tulisan ini, mari kita tundukkan kepala sejenak untuk mengenang suka-duka beberapa game terkenal, atau mungkin game yang dulu pernah menemani beratus-ratus jam kalian, namun harus ditarik dari pasar dan bahkan ditutup server-nya di tahun 2022 ini.

Mengheningkan cipta, mulai..

Jump Force

Tampil sebagai game fan-service dan sebagai peringatan 50 tahunnya Shonen Jump, Jump Force menghadirkan kolaborasi baku hantam antar 57 karakter anime yang pernah dirilis di Shonen Jump. Terdapat 40 karakter yang tersedia langsung di dalam game, 14 karakter yang cuma bisa dibeli dari Character Pass, dan 3 sisanya lagi didapat gitu aja karena free update. Buat para pecinta anime, Jump Force tentunya adalah sebuah mimpi basah. Penuh sat-set-sat-set dan dipenuhi jurus atau jutsu yang flashy. Kapan lagi ada game dengan genre bertengkar a la Naruto Storm, tapi isinya seluruh karakter anime yang pernah rilis di Shonen Jump?

Namun, upaya Spike Chunsoft sebagai developer yang coba menghadirkan kolaborasi seluruh karakter Shonen ini nggak bernapas panjang. Mendapat skor rendah dari situs pemberi skor gaming pujaan kalian, kena bash player akibat minimnya ekspresi karakter alias kayak manekin, framerate yang naik turun di platform konsol, progresi Story utama yang aneh – iya di Game yang penuh karakter ini kita tetep disuru bikin karakter sendiri – dan masih banyak lagi ceng-cengan lain yang menimpa Jump Force di beberapa bulan tanggal perilisan.

Akhirnya, Game yang dirilis di 15 Februari 2019 ini hanya mampu bertengger 3 tahun aja di Store digital. Jump Force resmi ditarik dari seluruh platform digital di 7 Februari 2022. Belum selesai di situ, Jump Force juga resmi mematikan server buat main online-nya di 24 Agustus 2022. Satu-satunya cara memainkan Game ini di tahun 2022 adalah dengan membeli Jump Force versi fisik/BD, atau membeli akun game yang berisi Jump Force. Dan tentunya, Game ini cuma bisa dimainkan secara offline.

Titanfall

Titanfall Lahir di 2014 silam dan menjadi salah satu game berat di awal era Playstation 4 dan Xbox One. Sesuai dengan namanya, Game ini punya fitur tembak-tembakan dengan naik robot yang disebut, Titan. Game tembak-tembakan kompetitip yang bisa parkour di tembok ini berfokus ke pertarungan 6 vs 6 dan dianggap berhasil memadupadankan antara bertempur dengan pilot yang jalan kaki dengan Titan yang dipersenjatai alat berat dan mesin jet.

Walau dianggap banyak pecandu game tembak-tembakan sebagai Game yang memorable dan punya ciri khas tersendiri, Titanfall resmi dicabut dari peredaran dan dimatikan servernya di tanggal 1 Maret 2022. Sebelum dicabut sepenuhnya, Titanfall ternyata udah ditarik duluan dari Store digital sejak 1 Desember 2021. Yahh.. lumayan lah ya bertahan delapan tahun. Walau hari ini Titanfall udah nggak bisa dimainkan secara multiplayer, tapi sekuelnya yang berjudul Titanfall 2 masih bisa dimainkan. Dan.. katanya sih, server Titanfall 2 sampai sekarang masih ramai untuk mabar.

Respawn selaku developer Titanfall yang namanya makin meroket setelah merilis Apex Legends, hari ini lagi sibuk dengan projek barunya, Star War Jedi: Survivor. Katanya sih bakal rilis di tahun 2023 mendatang.

Hyper Scape

Berangkat dari demam dan latah genre Battle Royale, Ubisoft yang tentunya nggak mau ketinggalan mengais cuan microtransaction dari genre ini pun ikut-ikutan merilis game Battle Royale dengan nama, Hyper Scape, di 11 Agustus 2020. Game tebak-tembakan yang punya vibe kayak film Tron dan setting kota futuristik ini digadang-gadang akan jadi penjegal utama Apex Legends. Tapi gayung bersambut jamban, eksekusi gunfight yang dianggap buruk dan mekanik senjata yang nggak seimbang, menuai kritik keras dari pecandu genre Battle Royale. Walau Ubisoft terus memberikan perbaikan konten dan melakukan tambal sulam di sekujur badan, Hyper Scape nyatanya hanya mampu menyambung napas sampai di Season ke-3 saja.

Seluruh perintilan kosmetik dan top-up mata uang dalam Hyper Scape ditutup di tanggal 28 Januari 2022. Selang beberapa bulan berikutnya, Hyper Scape resmi tutup usia dengan menutup servernya di tanggal 28 April 2022. Yha, umurnya nggak sampai dua tahun, gaes.

Apakah dengan gagalnya Hyper Scape akan membuat Ubisoft kapok untuk bikin game dengan microtransaction? Oh tentu tidak, mereka punya beberapa title spin-off untuk tetep diperas hingga tetes terakhir. Ada Division Heartlands yang nggak tau kapan dirilisnya, dan ada Skull and Bones yang diundur untuk kesekian kalinya sampai di tahun 2023.

Genesis

Genre MOBA alias Multiplayer Online Battle Arena mungkin pertama kali diperkenalkan oleh fanbase Warcraft 3 yang melakukan modifikasi ke hero-hero dalam Warcraft 3 untuk dibuat bertarung dalam satu arena kotak yang berjumlah 5 versus 5. Kemudian, mekanik kayak begini akhirnya diresmikan oleh Steve Feak – kreator asli dari DotA Allstar di tahun 2003. Dari sinilah game dengan core bekerja sama mempertahankan tower sambil melempar umpatan toksik ke lawan maupun kawan, menjadi salah satu tonggak bersejarah munculnya genre game yang sangat populer. Sebut saja Dota 2, League of Legends, Mobile Legends, dan Arena of Valor yang menjadi jajaran kontributor utama Game MOBA paling populer hari ini.

Walau MOBA adalah genre game yang populer, nyatanya nggak semua developer bisa mengais sesuap nasi di genre ini. Salah satunya adalah Rampage Games yang merilis Genesis di tahun 2019. Lahir pertama kali di Steam tanggal 14 Maret 2019, Genesis hadir sebagai Game MOBA dengan status Early Access. Layu sebelum berkembang, atau entah apa gerangan yang terjadi di dalam internal sang developer, Genesis tiba-tiba ditarik dari Steam di tanggal 3 April 2019 dan berstatus delisted.

Ada gitu orang ngerilis game kayak cewek cakep mosting selfie di depan kaca dengan caption, “deleted soon”.

Ah, belum selesai di situ. Kayak Youtuber yang bilang mau pamit tapi beberapa hari kemudian balik lagi, Genesis tiba-tiba dirilis ke Playstation 4 tanggal 13 Agustus 2019. Seolah-olah nggak kuat bersaing dengan Dota 2 di Steam, Genesis pindah haluan ke PS4 dan menjadi satu-satunya Game MOBA free to play dengan angle kamera isometric macem Dota 2 yang ada di Playstation Store.

Sempat di atas angin hampir 3 tahun – mungkin karena nggak punya saingan di konsol – Genesis nyatanya harus tetap menutup usia di tanggal 10 April 2022. Walau akhirnya tutup, tetap perlu kita apresiasi karena Genesis udah sempet mati, lalu idup lagi, ehh.. mati lagi.

Heroes of Newearth (HoN)

Bernasib jauh lebih baik dari Genesis, HON memiliki umur yang panjang dan sempat menancapkan tajinya di belantika MOBA dunia. Dirilis 7 bulan setelah League of Legends (LoL) – Mei 2010 – HON digadang-gadang sebagai pesaing utama dari League of Legends. Garena sebagai publisher yang memperkenalkan HoN ke Indonesia di tahun 2015, terbilang lumayan lama menyereput pundi-pundi cuan yang dihasilkan oleh game ini. Walau selalu kalah pamor dengan juara bertahan – Dota 2 dan LoL – HON juga sempat beberapa kali tampil sebagai kompetisi internasional dan E-sport. Kompetisi terakhir HON digelar di era Covid, yaitu Agustus 2021. Kompetisi itu bernama AusHON Allstar, digelar secara live lewat kanal Twitch dan memiliki penonton rata-rata sekitar 112 penonton.

Gini nih kalo kebanyakan nonton genre Bathtub di Twitch. Penontonnya keserep di situ semua nontonin ciwi berendem di bathub sampe mengkeret. Setelah selesai perhelatan AusHON Allstar, HON mengumumkan berita perpisahan lewat kanal Twitter dan Facebook miliknya di 14 Desember 2021. Namun, HON baru resmi menutup seluruh servernya 6 bulan berikutnya, yaitu di akhir Juni 2022.

Yahh, mayan lah tahan 10 tahunan.

TERA dan Forsaken World

Genre MMORPG mungkin bisa dianggap sebagai napak tilas atau masa lalu yang tidak bisa dilupakan oleh lelaki yang hari ini sudah berumur kepala tiga atau empat dalam perjalanan gamingnya. Kayaknya nggak ada deh lelaki yang nggak pernah main Game dengan genre MMORPG ini. Sebut saja para legendanya macem Nexia, Ragnarok, Seal, Risk Your Life (RYL), Rising Force (RF), dan World of Warcraft (WoW). Saking legendarisnya para dedengkot MMORPG ini, banyak dari game tersebut sampai hari ini masih dimainkan dalam Private Server buatan para fanbase. Ragnarok, Rising Force, bahkan RYL masih banyak yang memainkannya hingga hari ini.

Para legenda tersebut hari ini digantikan oleh Final Fantasy XIV, World of Warcraft (lha masih eksis), dan Elder Scroll Online (ESO) yang masih eksis mengudara di belantika Game MMORPG dunia.

Balik ke Tera online,  game ini dirilis pertama kali tanggal 1 Mei 2012 lewat launcher milik sendiri. Kemudian menyambangi platform Steam di tanggal 5 Mei 2015. Entah apa alasannya, Tera Online dirilis ulang di Steam – mungkin versi remastered – dua tahun berselang yaitu di 2017.

Setahun setelahnya, yaitu bulan Maret 2018, Tera Online melebarkan sayapnya ke platform konsol, PS4. Sebulan berikutnya, yaitu di bulan April 2018, Tera Online juga bisa dinikmati oleh anak Xbox. Wah, rajin bener nih ngeporting..

Walau sempet menjadi salah satu game MMORPG yang cukup terkenal di platform konsol bersama Neverwinter dan Elder Scroll Online, Tera Online nyatanya harus menyerah di tahun 2022. Tanggal 31 Mei 2022, Tera Online resmi ditarik dari seluruh Store PC dan konsol. Sebulan setelahnya, Tera Online resmi menutup server dan menyudahi seluruh aktivitasnya.

Senada dengan Tera, Forsaken World besutan Perfect World Entertainment yang dirilis tahun 2011 ini pun mengakhiri karir di genre game paling grinding sepanjang masa di 30 November 2022 mendatang.

Dengan ditutupnya 2 game dengan MMORPG tahun ini (sejauh ini baru tau ini aja, siapa tau masih ada lagi MMORPG yang tutup haha), semakin mengukuhkan betapa hebatnya World of Warcraft yang masih terus berjaya semenjak perilisan perdananya di tahun 2004 silam dengan menghasilkan total delapan ekspansi di dalam gamenya.

Project Cars 1 dan 2

Game mobil balap realis rilisan Bandai Namco ini pertama kali diperkenalkan tahun 2015 dengan nama, Project Cars. Hanya berselang dua tahun aja, tepatnya di 21 September 2017, sekuelnya dirilis dengan nama, Project Cars 2. Belum puas bermain dengan dua sekuel, Slightly Mad Studios selaku developer merilis seri ketiganya di era lagi apes-apesnya Mall ditutup karna lock-down, di 24 Agustus 2020.

Walau telah memiliki trilogi Project Cars dan Project Cars 2 masuk ke dalam nominasi game olahraga terbaik versi The Game Award (TGA) tahun 2017, nyatanya 2 dari 3 seri ini harus bubar jalan. Pertanyaan gampangnya, kenapa bisa bubar dan ditarik dari Store?

Inilah salah satu kelemahan di tiap game simulasi yang realis dan membutuhkan lisensi dari pihak terkait. Sama halnya denga name olahraga sebut saja,  sepakbola, basket, tenis, golf, baseball, UFC dan sebagainya, yang butuh lisensi untuk bisa dijadikan karakter di dalam game, ternyata game mobil-mobilan atau balapan pun demikian. Setiap mobil dan track punya lisensi yang harus diperbaharui ketika kontraknya habis. Pilihannya tinggal jadi dua aja, perbaharui lisensi, atau tarik semua konten yang punya nilai komersil sebelum kena urusan hukum.

Project Cars dan Project Cars 2 memilih untuk menarik seluruh konten yang memiliki nilai komersil, termasuk menarik diri dari Store di semua platform. Project Cars 2 dicabut duluan per tanggal 21 September 2022, disusul adeknya si Project Cars per tanggal 3 Oktober 2022. Setelah dicabutnya 2 game balap simulator ini, banyak gamer yang mempertanyakan apakah servernya juga akan dicabut dalam waktu dekat.

Akibat dicabutnya 2 game ini, banyak pecandu driving sim khawatir kalau Project Cars 3 juga akan menyusul dua adeknya yang udah duluan dipanggil yang maha lisensi, alias delisted.

Kita doin aja supaya Project Cars 3 selalu sehat wal’afiat dan diberi umur panjang..

Decommissioned Games by Ubisoft

Decommissioning atau yang artinya mencabut, mengambil, atau membuang ini memang lagi lumayan banyak dilakukan Publisher atau developer besar ke jajaran game mereka yang pernah dirilis. Alesan mencabut atau mematikan game-game ini jelas adalah keputusan bisnis. Game yang kena decommission ini pastinya cuma dilakukan ke game jadul, game jadul yang belum pernah kena remaster atau remake, atau bahkan game-game yang udah nggak memberikan cuan lagi. Imbas langsung dari game yang kena decommissioning ini jelas nggak bisa dibeli di store resmi, nggak bisa dimainkan fitur onlinenya, atau bahkan nggak bisa dimainin lagi setelah tanggal decommissioning ditetapkan.

Nah, Ubisoft salah satunya. Publisher yang pasti ngerilis 1-2 game tiap tahun ini melakukan decommission ke jajaran game jadulnya untuk platform PC, PS3, dan Xbox One. Game yang kena decommission ini antara lain AC2, AC3 (rilis tahun 2012), AC  Brotherhood, AC Revelation, Far Cry 3 (rilis tahun 2012), Ghost Recon Future Soldier, Prince of Persia: The Forgotten Sands, Rayman Legends (Versi PS3, X360, Wii U) dan beberapa seri Splinter Cell. Untuk info lengkapnya bisa baca di sini.

Decomissioning oleh Ubisoft ini udah berjalan sejak tanggal 1 Oktober 2022. Imbasnya, game-game di atas udah nggak akan bisa kalian temukan di store resmi, atau konek secara online. Selain itu, seluruh DLC yang dipunya dan belum diinstal setelah 1 Oktober, akan hangus dan nggak bisa dimainkan. Tapi tenang aja, hampir seluruh game yang kena decommission ini udah ada versi remaster atau versi trilogi di konsol last gen. Jadi buat apa mainin game tahun 2012 kalo udah ada remasternya di 2022 ini.

Selain Ubisoft, EA juga salah satu publisher yang bakal melakukan decommission ke beberapa game jadulnya di Januari 2023 mendatang.

Gimana, udah capek bacanya?

Tenang, masih banyak game yang mungkin kalian udah tau tapi nggak peduli atau nggak pernah dimainin, yang tahun ini kehilangan fitur onlinenya, tapi tetep masih bisa dibeli di Store, maupun dijadikan gratisan di sistem berlangganan di platform Playstation atau Xbox.

HALL OF FAME: THE ONLINE FEATURES SHUTDOWN

WWE 2K19 dan WWE 2K20. Game gulat boong-boongan tapi dulu pas masih SD malah ngebanting temen beneran ini menutup fitur onlinenya di bulan Juni 2022. Tapi nggak usah panik gitu dong, yang ditutup juga seri gulat yang keluar di tahun 2019 dan 2020. Walau udah nggak bisa dimainin fitur mabarnya, tapi gamenya masih dijual dengan harga full kayak pertama kali rilis. Info lengkapnya baca di sini.

Killzone Shadowfall. Game tembak-tembakan ekslusif yang jadi pembuka era PS4 di November 2013 ini akhirnya menyudahi fitur mabar di 12 Agustus 2022 setelah selama 9 tahun mengudara bersama PS4. Di tanggal yang sama, fitur mabar dalam Killzone Mercenary juga resmi ditutup. Tapi tenang, walau udah ditutup fitur mabarnya, Killzone masih bisa dibeli di Store, atau tinggal donlot aja bagi gamer yang berlangganan PS Plus Extra.

Everybody’s Golf. Serial ke-12 Hot Shots Golf yang untuk pertama kalinya berganti nama menjadi Everybody’s Golf ini menyudahi akses dan fitur mabarnya di tanggal 30 September 2022 kemarin. Yahh, cukup bertahan 5 tahun aja semenjak perilisan awal di 29 Agustus 2017. Entah apa alasannya, banyak yang menduga kalau server Everybody’s Golf ini ditutup karena salah satu developer tertua milik Sony IE – Japan Studio – dibubarin Sony di tahun 2021. Usut punya usut, Everybody’s Golf juga dikembangkan oleh Japan Studio. Tapi entahlah ya, namanya juga gosip. Siapa tau emang kalah pamor aja sama game Golf-nya Nintendo, kan.. Everybody’s Golf tetep masih bisa dibeli PS Store tentunya dengan harga awal rilis, atau langganan PS Plus Extra untuk langsung disedot.

Dirt 4.  Game rally racikan Codemaster yang mohon maaf, diterbitkan oleh Publisher kesayangan kalian, EA, juga turut menutup pintunya rapat-rapat untuk sesi online di 3 Oktober 2022. Bertahan sejak awal perilisan di 6 Juni 2017, Dirt 4 berhasil menemani gamer dalam menunaikan time trial simulator arcade secara online selama 5 tahun terakhir. Seri Dirt ini memang cukup produktif, dirilis nyaris tiap 2 tahun sekali. Seri terbarunya yaitu Dirt Rally 2.0 (2019) dan Dirt 5 (2020) masih tetap eksis mengudara untuk fitur onlinenya. Walau udah nggak bisa mabar online, Dirt 4 masih bisa dikoleksi dengan cara membayarnya di Store masing-masing platform, tentunya dengan harga yang nggak jauh beda dengan seri terbarunya.

Nah, gimana, dari list panjang ini, kira-kira ada berapa game yang pernah kalian mainkan? Ada pesan dan kesan terakhir untuk game di atas? Atau malah pengin ceng-cengin aja karna game jelek tidak pantas hidup di belantika industri game yang kejam akan skor reviewer ini?

Psst, diem-diem aja ya kalo Overwatch ditutup dan dibubarin di 4 Oktober 2022 kemarin. Kan langsung diganti sama sekuelnya, Overwatch 2. Game of The Year 2016 gitu loh..

By The Weakling Casuls

Menulis berita dan opini seputar gaming setiap hari. Sering kena roasting sama akun anon di grup Facebook PC dan konsol bajakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Index