Butuh lebih dari dua dekade bagi franchise Pokemon untuk mengubah fondasi atau core dari gameplaynya menjadi seperti apa yang ditampilkan dalam Pokemon Legends: Arceus (PLA). Yha, seperti kata pepatah lama, don’t fix what’s not broken. Gamefreak nampaknya bener-bener menikmati dan memeras habis 4 fondasi utama dalam franchise Pokemon yaitu: menangkap Pokemon, mengalahkan Gym Leader, mengalahkan Elite Four, dan ketemu Pokemon Legendary di delapan generasi ke belakang.

Perubahan besar dan implementasi mekanik baru di dalam PLA ini sebenernya bukan tanpa uji coba sebelumnya. Sebelum PLA dirilis, Gamefreak sempat ngetes mekanik baru ini di tahun 2018 lewat seri spinoff Pokemon Let’s Go (Evee/Pikachu), dan generasi ke-8 di tahun 2019 yaitu Pokemon Sword/Shield. Dua seri ini telah duluan mengadopsi beberapa fitur dan mekanik baru yang kemudian di-enhance kembali di dalam PLA.

Pokemon Sword/Shield udah duluan nerapin sistem "Open World" walau dikatain burik sama banyak pemain.

Meskipun PLA hanya prequel yang menjadi selipan dari generasi keempat, yaitu region Sinnoh, PLA akhirnya menjawab kritik keras kepada game Pokemon yang sampai delapan generasi nyaman dengan mendaur ulang konten yang sama dan itu-itu aja selama lebih dari 20 puluh tahun. Yha, buat apa sih susah-susah bikin inovasi kalau setiap game Pokemon bakal laku terjual minimal 5 juta kopi dalam seminggu?

Apakah perubahan yang signifikan di dalam PLA akan menjadi standar baru dalam seri game Pokemon ke depannya? Apakah PLA menjadi seri Pokemon yang worth untuk dicoba? Inilah honest review untuk PLA dari gamer yang nggak pernah kelewat satu seri pun dari franchise multimedia yang punya valuasi sampai lebih dari USD 95 Milyar – Pokemon.

SEJARAH REGION HISUI

Menurut salah satu karakter penting yang akan kalian temukan di pertengahan game ini, manusia paling awal di Hisui hidup satu atau dua milenium sebelum peristiwa terjadinya PLA. Masyarakat Hisui ini menyembah Arceus dan membangun reruntuhan kuno yang dapat ditemukan di Hisui dan Sinnoh modern, seperti Reruntuhan Solaceon dan Kuil Snowpoint. Sebuah legenda menyatakan bahwa sekitar rentang waktu ini, seorang pahlawan kuno berteman dengan Pokemon Noble di pulau itu. Di sinilah asal muasal Warden atau Gym Leader versi PLA turun-temurun menjaga para Pokemon Noble.

Manusia berikutnya yang tiba di Hisui datang dari seberang lautan antah-berantah. Mereka adalah manusia yang menamakan dirinya Klan Diamond dan Klan Pearl. Mereka sama-sama menyembah dewa yang dikenal sebagai “Sinnoh yang maha kuasa”. Klan Diamond mengklaim dewanya dapat menciptakan waktu, sedangkan Klan Pearl mengklaim dewanya dapat menciptakan ruang. Perbedaan pandangan atas dewa siapa yang paling kuat ini memicu perseteruan yang turun-temurun.

Nenek moyang para Klan Diamond dan Pearl

Kemudian, long story short, datanglah pendatang terbaru di Hisui. Mereka adalah Tim Ekspedisi Galaxy yang terdiri dari orang-orang dari berbagai region lain termasuk Hoenn, Alola, dan Galar (mantap mulai ikutan multiverse haha). Makanya nggak heran kalau para karakter di dalam PLA ini sangat mirip dengan banyak karakter di region Sinnoh dan beberapa region lainnya. Nggak hanya karakternya, peta Region Hisui juga sangat mirip dengan peta Region Sinnoh. Dengan banyaknya kemiripan ini, sangat mudah menyimpulkan bahwa seluruh karakter di dalam region Hisui adalah nenek moyang dari region Sinnoh dan beberapa region lainnya.

Tim Ekspedisi Galaksi yang terancam kehilangan rumahnya karena suatu dan lain hal – dapat kalian temukan ketika memainkan story utamanya – bertujuan melakukan migrasi dan mengevaluasi kelayakan Hisui bagi para calon pemukim. Untuk itulah dibentuk tim Survey Corps guna memulai studi di pulau tersebut. Bagian penting dari studi ini melibatkan pembuatan Pokédex Hisuian atas arahan Profesor Laventon. Ekspedisi tersebut membawa serta teknologi baru yang memungkinkan anggotanya menangkap dan menyimpan Pokemon: Pokeballs dengan mudah. Dua tahun setelah berdirinya Jubilife Village, tiba-tiba muncul Space-time Distortion di atas Gunung Coronet, diikuti kemunculan pengunjung asing.

Kemiripan antara Region Hisui dengan Region Sinnoh

Pengunjung asing itu adalah kita, bocil kematian yang terdampar di Hisui karena berkomunikasi dengan Arceus. Di sinilah game dimulai dengan upaya kita beradaptasi untuk dapat diterima oleh warga Hisui.

APA YANG BARU DI POKEMON LEGENDS: ARCEUS?

THE OPEN WORLD

Fantasi bermain Pokemon dengan tema Zelda atau open area layaknya bertemu Pokemon di alam terbuka sebenernya telah lama menjadi buah bibir di berbagai macam forum. Bahkan banyak fan-arts atau forum yang melakukan pengandaian apa jadinya kalau kita menangkap Pokemon secara third person view di alam terbuka tanpa perlu ngider-ngider mencari Pokemon di rerumputan.

Mekanik baru yaitu open world area saat menjelajah dunia Pokemon dalam sudut pandang orang ketiga ini akhirnya dimunculkan Gamefreak di generasi ke-8, Pokemon Sword/Shield. Galar region yang bertemakan Inggris di jaman industrial ini memiliki open area khusus di tengah-tengah kota yang melingkarinya. Jadi, open area yang cukup luas ini menjadi konten tambahan di tengah rutinitas kita melawan Gym Leader di tiap kota yang kita kunjungi. Di area inilah kita pertama kali menemukan Pokemon berkeliaran di alam bebas tanpa perlu nginjek rumput. Karena mekanik ini adalah konten tambahan, tentunya kita nggak bisa langsung mengakses semuanya tanpa mengalahkan berbagai Gym Leader yang ngejaga Stadion di Galar Region.

Open area di Pokemon Sword/shield vs Pokemon Legends Arceus

Di PLA, semuanya ditambah dan diperbaharui. Apa yang cuma menjadi sematan konten di Galar Region, kini menjadi konten utama di Hisui Region. Inilah Pokemon dengan nuansa Zelda yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak yang kini udah jadi om-om ketika mainin PLA.

Hisui Region yang luas itu terbagi menjadi 6 area. Area-area ini, untuk ukuran game di Nintendo dan terutama untuk ukuran seri game Pokemon, menjadi area yang paling luas yang pernah Gamefreak kembangkan. Karena memang punya korelasi dengan Region Sinnoh, Region Hisui kurang lebih menyajikan tema area yang mirip-mirip dengan apa yang tersaji di Pokemon Pearl/Diamond. Hamparan padang rumput, rawa-rawa, dataran tinggi, pegunungan bersalju, gunung Merapi, dan sampai petualangan berselancar di luasnya area perairan akan kalian jelajahi ketika memainkan PLA. Masing-masing area memiliki beberapa checkpoint berupa camp yang berfungsi sebagai fast travel, Pokemon Center, crafting, dan inventory management.

Perubahan yang lumayan terasa berasal dari segi kualitas penyajian grafik. Kalau dibandingkan dengan Pokemon Sword/Shield – yang dulu pernah viral karena kritik tekstur pohon dan perairannya yang burik setengah mati – PLA jelas membayar tuntas keburikan pendahulunya dengan tekstur yang agak mendingan.

Kasus tekstur pohon di Pokemon Sword/Shield yang pernah rame di tahun 2019

Walau grafiknya tetep nggak akan bisa disandingkan dengan kualitas grafik Zelda BOTW atau Astral Chain, PLA tetep berhasil menjadi jawaban Gamefreak atas kritik betapa burik dan betapa monotonnya seri game Pokemon di beberapa tahun ke belakang.

ENCOUNTERING AND CATCHING THE POKEMON

Sama halnya dengan perombakan pada dunia Pokemon yang menjadi area terbuka, prosesi pertemuan kita dengan Pokemon pun dirombak total. Seri game Pokemon yang telah memiliki pakem murni menemukan Pokemon secara random di rerumputan dan dungeon, kali ini diganti menjadi pertemuan Pokemon secara tatap muka tanpa perlu menerka-nerka Pokemon apa yang akan muncul dari rumput. Untuk menangkapnya, kita hanya perlu melempar apapun ke momon tersebut. Ya, apa aja. Bisa kita lempar dengan Pokemon yang kita punya, kita sambit dengan batu, makanan, atau langsung kita tangkap dengan menyambit Pokeball.

Mengetahui tipe makanan kesukaan Pokemon akan memudahkan proses penangkapan.

Cara menangkap Pokemon langsung dengan melempar Pokeball tanpa perlu sabung Pokemon ini bukanlah tanpa perkenalan sebelumnya. Mekanik asal lempar Pokeball ini pertama kali dikenalkan di dalam seri game Pokemon Go dan Let’s Go. Atau jika mau lebih elitis lagi, kita bisa balik ke Anime Pokemon paling awal, di mana Ash menangkap Caterpie hanya dengan melempar ranting sebagai diversion, dan saat Caterpie lengah, Ash menyambitnya dengan Pokeball. Itu lah sejarah awal di mana seorang Trainer dapat menangkap Pokemon tanpa perlu terjadi baku hantam antar sesama Pokemon.

Lempar buah-buahan sebelum ditangkep pake Greatball.

Mekanik dalam menangkap Pokemon di dalam PLA juga diperkaya dengan mekanik peningkatan rasio keberhasilan tangkapan dengan melempar benda lain sebelum kita lempar Pokeball. Dan lagi-lagi, mekanik ini pun sudah jauh pernah diterapkan di seri game Pokemon pertama, yaitu di Region Kanto. Jika kalian para veteran Pokemon masih inget ngeselinnya mencari HM03 Surf di Safari Zone, nah.. PLA sendiri bisa disebut sebagai hamparan luas Safari Zone tanpa batasan waktu. Safari Zone sendiri pada hakekatnya adalah menangkap Pokemon tanpa perlu terjadi pertikaian antar Pokemon. Di dalam Safari Zone, kita hanya dibekali bait buat ngasih makan, batu buat nimpuk, dan Safari Ball untuk nangkep.

Mekanisme Safari Zone yang cuma bisa nimpukin Pokemon pakai Pokeball, Bait, atau batu.

Di Region Hisui, semua area di luar Jubilife City adalah Safari Zone. Terdapat banyak sumber makanan dan berbagai jenis material yang bisa kita sambit ke Pokemon. Buah yang kita dapat dari pepohonan ini bisa kita gunakan sebagai bait dan meningkatkan rasio penangkapan. Masing-masing Pokemon punya preferensi jenis makanan yang tercatat di dalam Pokedex dan bergantung pada level riset yang kita lakukan untuk Pokemon itu. Level riset suatu Pokemon di sini adalah salah satu konten grinding yang menjadi faktor pembeda dengan seluruh generasi Pokemon sebelumnya.

Selain meningkatkan catch rate dengan cara melempar makanan, kita juga punya opsi menimpuk batu atau benda keras lainnya sebagai cara untuk bikin puyeng alias stun. Pokemon yang ditangkap dalam kondisi stun juga akan meningkatkan rasio keberhasilan penangkapan. Selain itu, nimpuk batu di sini juga bisa digunakan untuk membuat Pokemon agresif menjadi stun. Pokemon yang berada dalam mode agresif nggak akan bisa kita langsung lempar dengan Pokeball ataupun kita kasih makan. Ya iyalah, siapa juga yang kalau lagi marah terus kita kasi nasi padang jadi langsung kalem. Minimal ngegigit dulu kan..

Catch rate meningkat menjadi kuning setelah dilempar buah-buahan. Kalau dilempar makanan kesukaan, bisa sampai catch rate tertinggi berwarna hijau.

Mekanik menangkap Pokemon seperti ini membuat PLA lebih cocok disebut dengan tagline gotta hunt em’ all daripada gotta catch em’ all. Mekanik ini juga yang membuat pemain dapat memilih jalur ninjanya sendiri dalam memburu 242 Pokemon yang ada di Region Hisui. Mau sabung Pokemon secara klasik, mau tawuran aja dengan nge-spam lemparan batu dan Pokeball, atau mau pakai jalur Sugar Daddy aja dengan memberi makanan kesukaan secara diem-diem lalu dibungkus, semua terserah klen aja lah baiknya gimana.

Satu hal yang perlu diwaspadai, karena serangan Pokemon dapat melukai karakter dan adanya falling damage, PLA menerapkan penalti buat kalian yang fainted saat berburu Pokemon di area terbuka. Ketika fainted, akan ada beberapa item dari satchel kita yang jatuh. Satu-satunya cara untuk mendapatkan barang kita yang udah jatuh adalah dengan… diambilin oleh player lain secara random dan online.

SIDE MISSION

Seperti yang kalian ketahui di delapan generasi ke belakang, seri game Pokemon sebelum PLA nyaris nggak menjual misi sampingan yang kongkret di luar cerita utama. Misi sampingan tersebut rata-rata adalah eksplorasi dalam pencarian HM dan TM, dungeon, pokemon Legendary di luar legendary utama, dan trading Pokemon dengan NPC. Hal-hal ini nggak terekam list progressnya dan kita bisa lupa gitu aja. Intinya, misi-misi ini hanya berupa hint dari NPC dan kita sendiri yang cari playthrough-nya.

Pokemon itu pada awalnya emang game sulit, bre.. Asli, waktu jaman internet itu masih diem-diem nyolok kabel telepon ke komputer, mecahin puzzle dan nyari lokasi buat nyari Articuno di Seafoam Island itu nggak gampang.

Akhirnya sistem misi sampingan yang didapat dari NPC dan dapat kita liat progress-nya ini diperkenalkan di dalam PLA. Misi sampingan dalam PLA juga dipadu-padankan dengan progress cerita dan in-line dengan cerita utama: Kita adalah orang asing yang jatuh dari langit dan butuh kepercayaan untuk dapat diterima oleh warga sekitar alias warga Hisui. Alhasil akan ada banyak request dari warga setempat yang memberikan reward dalam bentuk exp rank, material crafting, atau duit.

Terdapat total 94 misi sampingan di mana ada beberapa Pokemon penting dan fashion yang hanya bisa didapat dengan menjalankan misi-misi suruhan warga Hisui.

CRAFTING SYSTEM

Layaknya seri Monster Hunter, PLA juga diperkaya dengan fitur crafting yang tentunya menjadi fitur kedua di dalam game yang akan manjang-manjangin durasi permainan. Bahkan inventory untuk menyimpan, mengambil, sampai menyortir material yang berupa box ini mirip banget dengan box yang ada di seri Monster Hunter.

Akan selalu ada player yang baru akan nangkep-nangkepin Pokemon ketika udah mengantongi ratusan Pokeball atau material crafting lainnya. Crafting Pokeball di dalam PLA tentunya diunlock menggunakan system rank atau progress cerita. Jadi nggak akan bisa tuh baru awal-awal udah punya Ultra Ball. Bahan material untuk crafting di sini tersebar di seluruh area hunting alias open area di dalam region Hisui. Nggak hanya Pokeball, kita juga bisa crafting umpan Pokemon, peralatan healing, dan lainnya.

Walau fitur crafting di dalam PLA terlihat ground-breaking, nyatanya sistem crafting Pokeball menggunakan Apricorn udah pernah diperkenalkan Gamefreak di tahun 1999 lewat seri keduanya, Pokemon Gold/Silver.

Metik Apricorn di pohon lalu nyuruh orang buat craft jadi Pokeball.

ALPHA POKEMON

Seperti trying so hard memberikan fitur baru dari core gameplay Pokemon yang memang cuma gotta catch em’ all di tiap serinya, Gamefreak memang terlihat bermanuver cukup keras terkait masalah penyajian monster di dalam gamenya. Seperti ide design Pokemon fosil di Pokemon Sword/Shield kayak Dracozolt, Dracofish dkk, sampai starter yang lebih mirip bihun kondangan – Inteleon. Beberapa Pokemon yang kayaknya terlalu keras dipikirin sama Gamefreak ini emang absurd dan beyond imagination.

Pokemon Fossil di seri Sword/Shield emang jadi salah satu Pokemon yang paling kocak di seluruh franchise game Pokemon.

Daripada bingung mau bikin inovasi apa lagi, keluarlah varian Pokemon yang lebih ganas dan gede – Alpha Pokemon – dari masing-masing 242 Pokemon yang ada di region Hisui. Pokemon versi alpha ini bisa terlihat dari ukurannya yang jauh lebih besar, mata yang menyala, dan punya lolongan atau cry yang berbeda. Yang paling dicari para player dari Pokemon versi alpha ini jelas adalah effort level yang duluan lebih tinggi dari Pokemon versi normal atau biasanya. Yang jadi masalahnya, naikin effort level Pokemon ini nggak susah kok, Grit Dust dan Pebble ini pasti akan player dapatkan as long as terus memainkan atau melakukan grinding di game ini.

Detik-detik menangkap Alpha Kera Sakti.

Hampir semua (ada beberapa yang random spawn) Pokemon Alpha memiliki lokasi yang stagnan alias nggak roaming macem ngejar Trio Legendary Dog. Dan mereka akan terus spawn walaupun udah ditangkep atau di-kill berkali-kali. Jadi, silakan grinding sepuasnya.

PLA bisa dikatakan sebagai seri game Pokemon yang memang dijadikan ajang ngetest mekanik untuk persiapan Pokemon Scarlet/Violet di akhir tahun 2022 ini. Bagaimana tidak, hanya ada penambahan 24 Pokemon baru dari total 242 Pokemon yang menghuni Region Hisui. Dari total 24 Pokemon baru tersebut, 17-nya adalah Pokemon lama yang mendapat Hisui form alias Hisuian. Sedangkan 7 sisanya adalah evolution dari Pokemon yang pernah dirilis. Wyrdeer (Stantler evolution), Kleavor (Scyther evolution), Basculegion (Basculin evolution), Ursaluna (Ursaring evolution), Sneasler (Hisuian Sneasel evolution), Overqwil (Hisuian Qwilfish evolution), dan Enamorus (New Legendary).

Jadi, PLA hanya kebagian 1 Pokemon Legendari baru. Aisedapp~

NOBLE POKEMON

Selain misi melengkapi Pokedex dengan menangkap seluruh Pokemon di suatu region, franchise game Pokemon juga terkenal dengan upaya memberangus seluruh Gym Leader. Core Pokemon sendiri memang akan berujung pada kejuaraan sabung Pokemon tingkat nasional. Ya, setelah memberangus seluruh antek-antek Gym Leader, kita akan melawan para Yonkou di Pokemon League. Format konten kayak begini-terus menerus diperah oleh Gamefreak sampai di seri Sword/Shield di tahun 2019 kemarin.

Salah satu Pokemon Totem keren di Pokemon Sun/Moon: Wishiwashi.

Dan seperti yang udah kalian duga, modifikasi dalam konten Gym Leader ini pun memang cuma sekenanya aja. Gamefreak sebelumnya pernah memodifikasi sistem Gym Leader dengan melawan Pokemon Totem di seri Sun/Moon. Pokemon Totem adalah Pokemon yang bisa dikategorikan sebagai boss yang dilatih oleh para Trial Captain (Gym Leader di Alolan Region). Mengalahkan Pokemon Totem yang ukurannya lebih besar dari spesies sejenis dan bersinar ini adalah salah satu bentuk tantangan yang diberikan para Trial Captain di Alolan Region.

Nah, sistem yang mirip-mirip Pokemon Totem ini kembali diterapkan Gamefreak di PLA atau di region Hisui, yang kali ini dikemas dengan sebutan Noble Pokemon. Pokemon yang menjadi Boss ini adalah pokemon sakral yang dijaga oleh Warden yang menjadi perwakilan dari Klan Diamond dan Klan Pearl. Noble Pokemon ini dipercaya para leluhur Sinnoh sebagai penjaga daerah sekitar.

Hal paling segar di seluruh seri game Pokemon yang pernah ada: Gitgut melawan mekanik Pokemon Noble.

Satu-satunya hal paling fresh dan jadi game-changer dari trial ala-ala Totem di Noble Pokemon ini adalah, adanya mekanik dan halang rintangan dalam mengalahkan Noble Pokemon. Karena terjadi sesuatu hal di dalam Region Hisui – yang kalian bisa temukan ketika menjalani misi utama – Noble Pokemon yang dihadapi ini sudah dalam kondisi marah dan masuk ke dalam mode frenzied. Di sinilah mekanik paling baru di seluruh jagad bisnis game Pokemon berawal: kita harus gitgut alias adu ketangkasan dalam melemahkan mode frenzied dengan cara…. nimpuk balsem. Masing-masing Noble Pokemon punya mekaniknya tersendiri dan serangan yang wajib dihindari. Timpukan balsem ini akan membuat Noble Pokemon staggered dan saat itulah player wajib menimpuknya dengan Pokemon untuk battle seperti biasa.

RANK SYSTEM

Seperti yang kalian udah sangat paham selama 20 tahun ke belakang, bahwa masing-masing Gym Leader akan memberikan cinderamata alias badge sebagai bukti telah berhasil mengalahkan Gym Leader daerah setempat, nah.. di PLA sistem ini sedikit dimodifikasi. Badge yang fungsinya adalah sebagai alat untuk mengukur tingkat kepatuhan atau obey dari Pokemon dengan level tertentu, diganti dengan sistem Rank.

Seperti yang udah kalian baca di atas, kita adalah seorang anak kecil yang jatuh dari langit dan seluruh warga di Hisui mempertanyakan asal-usul dan tujuan kita kenapa bisa sampai terdampar di kampung mereka. Alhasil, demi menjawab omongan julid warga Hisui, kita dipekerjakan sebagai member Galaxy Team Survey Corps dan dituntut untuk meneliti Pokemon beserta mengungkap keanehan yang terjadi di Hisui.  Misi utama maupun misi sampingan akan memberikan exp yang akan menaikkan ranking kita di Survey Corps.

Salah satu konten grinding paripurna yang akan memakan puluhan hingga ratusan jam bermain kalian di PLA.

Sistem Ranking ini pun bisa dibilang adalah puncak paripurna grinding yang akan kalian hadapi di PLA. Selain menjalankan misi utama dan misi dari seluruh warga kampung Hisui, jumlah dan jenis Pokemon yang ditangkap dalam melengkapi Pokedex juga akan menentukan seberapa banyak exp yang didapat saat kembali ke Jubilife City. Terdapat 10 Rank dan masing-masing rank akan membuka resep crafting baru, dan tentunya akan meningkatkan jumlah level Pokemon yang mau nurut ketika disuruh ribut sama Pokemon lain.

Selain mendapat Exp untuk menaikkan rank, melakukan ekspedisi nangkep-nangkepin Pokemon dan menaikkan level riset di Pokedex juga mendatangkan cuan.

Selamat menghabiskan puluhan bahkan ratusan jam di game ini!

SPACE-TIME DISTORTION

Salah satu tambahan konten yang ada di dalam PLA adalah Space-time Distortion. Konten baru yang nggak pernah ada di seri game Pokemon sebelumnya ini adalah suatu area yang menjadi fenomena random di Region Hisui. Area ini membuat beberapa Pokemon yang langka dan item-item yang seharusnya nggak ada di area itu bisa muncul akibat adanya perpindahan ruang dan waktu. Area berbentuk kubah ini muncul secara random di seluruh penjuru area dengan batasan waktu. Untuk melengkapi 242 Pokemon yang ada di dalam Pokedex, kita harus bolak-balik masuk ke Space-time Distortion untuk mencari beberapa Pokemon langka dan evolusi yang cuma muncul di area ini. Space-time Distortion akan muncul pertama kali di Crimson Mireland ketika player sampai di Rank 2. Oiya, seluruh Pokemon di area ini adalah agresif.

Konten berbatas waktu yang mirip-mirip sistem Raid di Pokemon Sword/Shield.

Selamat berburu dan menghabiskan banyak waktu mencari Pokemon langka di Space-time Distortion!

APA YANG HILANG DAN KURANG DARI POKEMON LEGEND ARCEUS?

Dari sekian panjang tulisan ini menjelaskan hal apa aja yang menjadi poin positif dan inovasi terbaru di dalam PLA, nyatanya Gamefreak juga memangkas banyak fitur dan menjadikan PLA sebagai game yang sangat berbeda dari pendahulunya.

It’s An Open World Game But Not Really

Pada awal trailer PLA dirilis, dengan sangat jelas kita tersaji bahwa PLA adalah open world game dengan point of view yang sangat luas layaknya Zelda BOTW. Ini adalah lompatan yang lebih besar semenjak konsep ini disajikan pertama kali di Pokemon Sword/Shield. Tapi, ketika sudah memainkan game ini, PLA bukanlah game open world dengan definisi awam kebanyakan.

Pokemon Legends: Arceus adalah game dengan genre dungeon-crawling.

Konsep ini persis dengan apa yang tersaji di seluruh seri Monster Hunter, di mana terdapat 1 area sebagai Hub sebagai tempat melakukan transaksi, crafting, sampai mengambil misi utama dan sampingan. Pun sama halnya dengan Jubilife Village yang menjadi Hub area utama sebagai tempat di mana terjadinya seluruh transaksi, progres misi, crafting, upgrade satchel, sampai tempat menyimpan dan mengambil Pokemon tangkapan.

Penyajian ala-ala Monster Hunter di mana Jubilife Village adalah main-hub, dan 5 area di luar itu adalah area berburu. Credit: PokePatch

Enam area yang membentuk Region Hisui pun sama halnya dengan area-area map dalam game Monster Hunter. Kita akan back and forth dari Obsidian Fieldlands, Ancient Retreats, sampai Alabaster Icelands, begitu terus bolak-balik dalam menaikan level rank dan melengkapi Pokedex. Masing-masing Area ini pun hanya bisa diakses dengan starting point Jubilife Village. Alias, kalau kita mau berpindah dari satu area ke area lain, kita wajib kembali ke Jubilife Village dan terlapor sebagai pengakhiran ekspedisi.

Ya, ini adalah Monster Hunter Legends: Arceus.

Minimnya Battle Trainer

Hal lain yang dipangkas habis oleh PLA dalam pakem Pokemon selama 20 tahun ke terakhir adalah, pertarungan antar trainer jalanan. Begitu keluar dari Jubilife Village, semua adalah alam liar dengan Pokemon yang ganas. Satu-satunya peradaban di dalam area tersebut adalah pemukiman para member Klan Diamond dan Klan Pearl. Satu-satunya alasan kenapa PLA memangkas fitur tarung trainer jalanan adalah.. karena nggak semua warga Hisui punya Pokemon dan mampu menjadi trainer Pokemon. Hisui adalah alam liar yang nyaris belum terjamah dan itulah alasan kenapa Tim Ekspedisi Galaxy mempekerjakan kita sebagai Survey Corps.

Pertarungan antar trainer di sini bisa dihitung jari, dan pertarungan terbaiknya malah berasal dari… eits, spoiler. Kalian bisa temukan sendiri dengan memainkan misi utama di dalam game ini. Oiya, dengan memainkan PLA, kalian juga akan sedikit banyak menemukan asal-usul kenapa ada orang jahat macem Team Rocket yang kerjaannya merampas Pokemon dan gangguin kita di jalan.

No TM’s or HM’s

Seperti yang udah kita pernah tau di 8 generasi Pokemon ke belakang, game Pokemon tanpa Technical Machines or Hidden Machines itu kayak dengerin Pak Karni Ilyas ngomong, tapi nggak berat dan nggak sesek. Kayak terlalu lega gitu pas didenger telinga. Padahal sensasi “Pak Karni yang ngomong, gue yang sesek” adalah yang dicari.

Begitu juga dengan Pokemon yang kita bawa tapi nggak bisa belajar TM’s or HM’s. Kayak terlalu lega aja ngeliat jurus Pokemon yang kita bawa itu semuanya adalah attack dengan power tinggi. Sebagai pemain Pokemon sejak Pokemon Blue di Gameboy Color, meracik susunan jurus Pokemon adalah tantangan tersendiri. Bagaimana caranya Venusaur gue punya Razor Leaf, Solar Beam, Toxic, Synthesis, tapi perlu juga belajar HM01 Cut buat motong pohon.

Salah satu konten penuh puzzle dan rintangan di seri Pokemon terdahulu: mencari HM's untuk bisa progress ke kota selanjutnya.

Di PLA, semua dipermudah dengan fitur tunggangan. Untuk berenang, pake tunggangan. Untuk manjat, pake tunggangan. Untuk terbang, pake tunggangan. Alhasil, kita nggak bisa Fly atau Surf dengan Pokemon yang kita inginkan. Semua aktivitas tersebut menggunakan tunggangan tanpa perlu mempelajari HM’s. Sekali lagi, fitur ini juga udah pernah diterapkan di Sun and Moon, walau tanpa menghilangkan sistem TM’s dan HM’s.

Surfing bersama odong-odong berbentuk Arwana, Sangat disayangkan sistem HM's ditiadakan sehingga nggak bisa menggunakan Pokemon lain untuk menjelajah lautan.

Ketidakadaan TM’s dan HM’s di dalam PLA sebenernya emang bukan tanpa sebab. Hisui sendiri diposisikan sebagai region paling awal dan paling less technology yang menjadi nenek moyang peradaban dari Pokemon universe itu sendiri. Kalau belum banyak Pokemon trainer dan Scientist, jelas sangat mudah mengatakan bahwa tehnolohi TM’s dan HM’s belum ditemukan.

FINAL VERDICT

Kalau kalian udah sampai di kalimat ini, berarti saatnya gue mengucapkan terima kasih karena udah mau sabar nungguin sampai sepanjang ini. Maklum, Pokemon adalah game masa sepanjang hayat yang satu seri pun gue nggak pernah lewatkan.

Walau penyajian cerita bukanlah hal yang paling dijual di dalam franchise game Pokemon, namun PLA menyajikan sesuatu yang berbeda dalam alur ceritanya. PLA menjadi satu-satunya seri Pokemon yang menabrak pakem normal dengan menabah plot twist di alur ceritanya. Gue sangat mengapresiasi hal kecil ini, haha. Mengapa gue sebut ini hal kecil, karena memang pada akhirnya keseluruhan cerita dikemas layaknya makanan cepat saji. Bahkan, ketika sudah di akhir game, menangkap Legendary Pokemon cuma seperti menangkap Alpha Pokemon. Seperti cepat-cepat disuruh menuju ending cerita. Sistem pada PLA yang meniadakan dungeon dan hidden place ini memang membuat penjelajahan dan penangkapan Pokemon Legendary sangat nggak rewarding.

Jika berbicara end-game konten, satu-satunya end game konten di sini, justru menjadi tujuan akhir dari PLA itu sendiri: menangkap Arceus. Konten end game yang hanya bisa dituju dengan menangkap seluruh Pokemon di Hisui ini mungkin akan menjadi akhir dari minat kalian dalam menambah jam bermain di PLA. Ketika Arceus telah dikalahkan dan telah mencapai ranking paling paripurna di Survey Corps, apalagi yang bisa dilakukan?

Ya, jelas.. memainkan Kirby atau Rune Factory V.

Dengan nggak adanya fitur multiplayer, nggak adanya Pokemon League yang bisa dimainkan berulang kali untuk menaikkan level Pokemon, nggak adanya Battle Tower, nggak adanya Pokemon Noble yang bisa kembali dilawan, PLA jelas cuma memposisikan dirinya sebagai game sampingan yang dijadikan alat uji mekanik baru, alat untuk me-refresh jenuhnya para pemain veteran Pokemon, dan trigger untuk menimbulkan minat para pemain baru supaya mau masuk ke dalam universe Pokemon.

Salah satu minigame yang ada sebagai sematan konten kalau kalian bosen mau ngapain lagi di Pokemon Legends: Arceus.

Buat gue pribadi, PLA ini layaknya film Loki yang membuka banyak kemungkinan baru bagi Marvel Cinematics Universe. Begitu pun dengan fitur-fitur yang disajikan oleh PLA: membuka banyak potensi baru di kemudian hari bagi franchise game yang dianggap begitu-begitu aja selama kurun waktu 20 tahun.

Yak, secara garis besar, Pokemon Legends: Arceus bukanlah seri Pokemon yang jelek, namun seri Pokemon yang… cepat habis dan cepat ditinggalkan.

Apakah game ini perlu kalian coba di tahun ini? Gue nggak merekomendasikannya. Namun, gue yakin fitur-fitur yang disajikan PLA ini dapat membuat kita bertemu lagi di Pokemon Scarlet/Violet saat penghujung tahun 2022 ini tiba.

Nggak usah main Pokemon Legends Arceus, langsung aja ketemu aja di penghujung tahun 2022 bersama Donal Duck air, Kucing rumput, dan Makibao api.

..Hah, udah sepanjang ini masih butuh skor?

Baiklah, 7.3/10 dari Paguyuban Mendang-Mending Indonesia.

By The Weakling Casuls

Menulis berita dan opini seputar gaming setiap hari. Sering kena roasting sama akun anon di grup Facebook PC dan konsol bajakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *