Rekap Cerita dari Notes on Shuori, Reverse: 1999

Rekap Cerita dari Notes on Shuori, Reverse: 1999

Akhirnya, server global dari Reverse: 1999 kedatangan karakter limited pertamanya, Jiu Niangzi. Karakter yang tergolong overpowered dan punya tingkat kedunguan kepolosan lebih parah dari Regulus ini bercokol selama kurang lebih 40 hari di banner limited.

Inget ya, ini limited banner. Jangan pernah berpikir untuk mencicil pity sebagai modal buat narik di banner lain. Setelah banner Jiu Niangzi hilang, di saat itu pity kalian di banner limited dan currency (cassete of the lost) juga akan raib.

Tulisan ini berisikan rangkuman dan penyederhanaan dari apa yang terjadi di dalam Event Notes on Shuori. Sudah tentu juga lengkap dengan ending-nya. Buat yang nggak pengin kena spoiler, mungkin tutup dulu laman ini, dan kembali lagi setelah banner Jiu Niangzi selesai.

Supaya nggak kepanjangan, lore dari Jiu Niangzi akan berencana ditulis di postingan atau artikel berbeda.


Prolog

Sebenernya, inti cerita dari Notes on Shuori itu sederhana, konfliknya pun nggak njelimet. Notes on Shuori ini adalah serangkaian catatan perjalanan Tim ekspedisi Bessmert dari Russia menuju eastern asia yang dijadikan buku. Tujuannya adalah murni penelitian. Berbekal artikel-artikel kebudayaan dari Eastern, Bessmert dan Yenisei yang nyatanya mencuri spotlight dan menjadi karakter utama di cerita ini, melakukan perjalanan bersama tim yang telah disetujui pemerintah setempat (mungkin ini adalah St. Pavlov cabang Russia).

Bluepoch emang punya selera art yang tinggi untuk perihal drip-marketing, atau promo konten baru di dalam Reverse 1999. Nyaris semua konten di game ini ditampilkan secara visual story-telling layaknya suatu poster film atau buku.



Bessmert, Yenisei, dan beberapa tim lainnya (Krolik dan Jurien dkk) pergi melakukan ekspedisi ke Eastern untuk melihat langsung Dushuo Festival. Dushuo adalah suatu festival yang dirayakan di awal hari pertama setelah malam tahun baru. Selain itu, Bessmert juga sedang dalam misi untuk mencari tahu rumor skill Arcanist yang dianggap forbidden dan telah lama hilang: Ask and Acquire.

Perjalanannya nggak mudah, terombang-ambing, sampai akhirnya mereka mulai kehabisan persediaan air minum. Kompas pun nggak bisa digunakan. Di sinilah peran Yenisei sebagai Arcanist jadi pertaruhan: Yenisei mampu mencari arah melalui air. Nggak hanya itu aja, Yenisei bisa berkomunikasi melalui air. Sesuai dengan kemampuannya yang nggak jauh-jauh dari mainan air, Yenisei ini diambil dari nama sungai di Russia yang juga menjadi sungai terpanjang nomor 5 di dunia.

Dari titik ini pula inti dari konflik di Notes on Shuori terjadi.

Tapi sebelum membahas konflik utama, beberapa chapter awal di Notes on Shuori ini akan kalian habiskan dengan banyak gambaran deksriptif dan hubungan antara mentor dengan anak didik, yaitu Bessmert dengan Yenisei.

Nggak hanya dituang menjadi novel yang punya ciri khas deskriptif, Bluepoch selaku developer juga terkenal sangat sabar untuk menjelaskan banyak detail di awal cerita dengan sangat perlahan dan teliti. Ini juga yang menjadi kendala buat pemain yang nggak tahan dengan cara penyajian yang lambat atau slow burn.

Bessmert adalah seorang arcanist yang nggak bisa melihat, alias tuna netra. Walaupun nggak bisa melihat, nyatanya Bessmert sering bepergian untuk meneliti demi kepentingan pengetahuan. Sebagai penyandang disabilitas, Bessmert nggak keliatan lemah, bahkan dia sering memimpin ekspedisi. Walau Bessmert bukan playable character (sampai saat ini), Intuisi dan kebijaksanaannya di atas rata-rata Arcanist lain. Walau begitu, Bessmert tetep membutuhkan Yenisei sebagai matanya dalam perjalanan.

Yenisei adalah Arcanist support dengan afflatus Star. Job doi adalah seorang Geografer. Seorang peneliti yang juga punya skill survival di alam bebas. Dia ditunjuk oleh Bessmert untuk menjadi asistennya karena memiliki skill-skill di atas. Sifatnya tegas dan nggak bertele-tele. Kadang juga sering berdebat dengan Bessmert. Yenisei juga ditugaskan untuk mencatat segala kejadian penting dalam perjalanan menuju Dushuo festival atas arahan Bessmert.

Perjalanan Notes on Shuori ini dibuka oleh Yenisei sebagai narator yang menceritakan kembali catatan-catatan dan kejadian yang telah ditulis selama perjalanan.



Konflik Awal

Konflik dalam perjalanan menuju lokasi Dushuo festival ini bermula dari kondisi tim yang udah mulai kehabisan persediaan dan air minum. Krolik dan tim ekspedisi lainnya menganggap Yenisei dan Bessmert salah mengambil keputusan dan nyasar di hamparan rumput tak berujung.

Krolik adalah salah satu anggota yang memicu perselisihan. Doi menganggap Yenisei dan Bessmert nggak mampu menemukan lokasi tujuan dan menuduh mereka telah membawa tim ekspedisi ke tempat berbahaya. Di tengah persediaan air minum yang menipis, Krolik mengancam Bessmert dan Yenisei untuk membatalkan perjalanan dan kembali ke Russia. Krolik menggunakan sistem voting untuk menentukan keputusan tim.

Setelah terjadi pertengkaran antara Krolik dengan Yenisei, Bessmert akhirnya berhasil melerai dan meyakinkan tim untuk kembali berjalan mencari sumber air minum. Yenisei menggunakan kemampuan Arcanist-nya untuk mencari sumber air paling dekat. Dengan sedikit ritualnya, akhirnya Yenisei mampu menemukan arah mata air dan membawa tim ekspedisi yang ngamuk-ngamuk itu ke arah mata air.

Long story short, akhirnya mereka sampai pada tujuan. Mata airnya adalah anak sungai.

Setelah melepas dahaga, emosi Krolik dan tim lainnya mereda. Mereka nggak lagi meragukan kemampuan Yenisei dan Bessmert. Di saat mereka mengisi banyak botol air dengan air di sungai, kejadian aneh muncul.

Mereka berteriak kesakitan dan satu per satu berubah menjadi kuda.



Yenisei panik, bingung, dan ketakutan.

Bessmert apalagi. Udah nggak bisa ngeliat, nanya-nanya mulu ke Yenisei. Walah beban, cok.

Suasana mencekam.

Belum selesai mencerna apa yang tengah terjadi dan kenapa para tim ekspedisi dengan tiba-tiba berubah menjadi kuda, terdengarlah lantunan suara seruling dan bayangan seekor burung yang ukurannya melebihi ukuran manusia dewasa.

Yenisei makin kebingungan dan ketakutan.

Seekor siluman burung berkepala mirip Sasuke, dengan bentangan sayap yang sangat lebar dan memakai jubah, muncul di hadapan Yenisei dan Bessmert.

Yenisei kembali terperanjat dengan mulut menganga (ah nggak deng, berlebihan kalo ini), sambil tipis-tipis memasang mode waspada untuk bertarung. Bessmert masih dalam mode beban karena nggak bisa liat apa-apa. Dari tadi nanya-nanya Yenisei mulu.

Burung berkepala Sasuke itu bernama, Getian.

Nggak hanya mirip Sasuke, tapi kelakuannya juga mirip. Sok cool dengan suara berat, intonasi pelan, dengan artikulasi yang sangat tertata. Getian dengan sopan memberitahu Yenisei untuk segera meninggalkan tempat terpencil itu.

Getian pun pergi. Di saat yang bersamaan, para anggota ekspedisi yang berubah menjadi kuda ini mengikuti Getian dengan lantunan seruling ajaibnya. Langkah cepat para kuda siluman dan kemampuan terbang Getian ini nggak bisa diikutin oleh Yenisei dan si buta map, Bessmert. Mereka berdua beranggapan bahwa siluman burung ini yang telah mengubah para member ekspedisi menjadi kuda.

Di tengah keputusasaan akibat kehilangan para member ekspedisi, Yenisei dan Bessmert tetep mengikuti arah perginya Getian sampai pada akhirnya mereka tiba di gerbang suatu kota. Mereka akhirnya sadar bahwa mereka telah sampai pada tujuan. Daerah itu diselimuti kabut tebal dan kekuatan Arcanist sehingga gerbang kota misterius itu nyaris nggak bisa ditemukan. Itu juga sebab kenapa kompas yang mereka bawa nggak berfungsi di tempat tersebut.

Nah, konflik awalnya tu sesederhana ini aja, gaes. Intinya, Yenisei dan Bessmert yang awal tujuannya mencari info terkait Dushuo festival dan skill arcanist yang diduga telah lama hilang, malah berakhir mencari cara untuk bisa balikin para member ekspedisi kembali ke bentuk semula.

Akhirnya mereka berdua mencoba masuk ke kota tersebut untuk meminta bantuan terkait hilangnya para member ekspedisi. Setelah dari konflik awal ini, barulah cerita masuk ke dalam konflik yang terjadi di Pei City.


Perkenalan dengan Jiu Niangzi

Dari total 23 stage di dalam cerita utama Notes on Shuori, Yenisei dan Bessmert baru masuk ke kota Pei di stage 8, dan dari sinilah Jiu Niangzi baru dikenalkan ke dalam game. Konflik di dalam kota Pei melibatkan beberapa dari petinggi dari Kota Pei seperti Lizheng dan Facao.

Lizheng sang kepala desa (tapi kayaknya Gubernur kota deh), menerima kehadiran Yenisei dan Bessmert, walau sempat ditolak oleh penjaga gerbang. Lizheng mengenalkan banyak hal dan memberi banyak informasi tentang kota tersebut. Yenisei dan Bessmert pun meminta pertolongan ke Lizheng terkait misteri hilangnya para anggota ekspedisi. Semua anggota ekspedisi mereka berubah menjadi kuda dan diculik oleh siluman burung. Sampai akhirnya Pak tua ini menyarankan Yenisei dan Bessmert untuk ketemu dengan Jiu Niangzi, yang memang banyak memelihara kuda.

Walau gue nggak akan membahas banyak lore atau background dari Jiu Niangzi di tulisan ini (dijelaskan lewat event berbeda dalam game dan mungkin akan gue bahas di postingan terpisah), intinya, Jiu Niangzi adalah seorang gadis tobrut cantik yang mengelola sebuah warung miras yang menjadi tempat nongkrong favorit warga di sana. Selain membuat miras dan mengelola warung, Jiu Niangzi juga terkenal banyak memiliki kuda bercorak harimau (yang di dalam game disebutkan sebagai Lushu). Kuda-kuda bercorak harimau ini nantinya akan turut memeriahkan event Fortune Walk and Bridge Leap, dan di Dushuo festival.



Selain akrab dengan kuda/Lushu, Jiu Niangzi juga memiliki boneka jelangkung yang udah nemenin dia sedari kecil. Boneka jelangkung ini bisa ngomong dan punya obsesi mabuk-mabukan. Boneka-boneka jelangkung ini juga mampu bertindak impulsif, alias bertindak gegabah di luar keinginan Jiu Niangzi. Bahkan bisa berubah menjadi monster kalau mereka melihat Jiu Niangzi tertekan atau sampe dibikin nangis.

Jiu Niangzi digambarkan sebagai gadis yang sangat baik hati, polos, dan penuh dengan keingintahuan. Saking baik hati dan polosnya, Jiu Niangzi bahkan udah sampai di tahap, mohon maaf, tolol.

Regulus aja kalo papasan sama Jiu udah pasti salim.

Kepolosan yang nyerempet tolol dari Jiu Niangzi ini pula yang menjadi plot twist di Notes on Shuori. Gadis pemabuk yang overpowered ini adalah biang kerok dari misteri orang hilang di Kota Pei, dan hilangnya anggota ekspedisi Bessmert.

Yak tul, Jiu mampu mengubah manusia menjadi kuda bercorak harimau, atau Lushu, menggunakan boneka-boneka jelangkungnya. Orang-orang ini berubah menjadi kuda akibat meminum segala minuman yang terkontaminasi boneka jelangkung Jiu Niangzi. Bahkan, anak sungai tempat para anggota ekpedisinya Bessmert mengambil minum, nggak sengaja ikut tercemar lantaran mengalir di dekat warung miras Jiu Niangzi. Ini pula alasan kenapa para anggota ekspedisi Bessmert nggak berubah menjadi kuda bercorak harimau/Lushu, tapi hanya berubah menjadi kuda biasa.

Sebegitu saktinya ilmu kanuragan Jiu Niangzi yang collab dengan boneka Jelangkung, sampe bisa menyantet orang berubah jadi kuda dari jarak jauh, cuma pake setetes dua tetes, udah cukup buat mencemari aliran sungai.

Nah… yang jadi masalahnya, Jiu Niangzi nggak sadar kalau perbuatannya ini jahat. Bener-bener nggak sadar dan nggak paham. Yang dia tau hanyalah, dengan mengubah manusia menjadi Lushu, dia dapat membantu mewujudkan keinginan-keinginan warga sekitar.

Inilah salah satu motif dan alasan Jiu Niangzi untuk tetap hidup: menjadi Xiangrui, atau menjadi pelindung atau entitas yang mampu mewujudkan keinginan-keinginan orang lain (wishes granter).


Konflik antara Yenisei, Getian, dan Jiu Niangzi

Bessmert dan Yenisei akhirnya ketemu dengan Jiu Niangzi dan mereka berdua ditawarkan untuk menginap di warung miras yang memang menyisakan ruang kosong untuk dapat ditempati.

Menurut Yenisei, Jiu adalah seorang gadis ramah yang punya kepedulian tinggi. Yenisei pun akhirnya jadi curhat ke Jiu Niangzi terkait tim ekspedisinya yang berubah menjadi kuda dan diculik oleh siluman burung berkepala Sasuke. Sambil terus menatap langit malam, Yenisei juga cerita, kalau seandainya dia bisa mengenali anggota ekspedisi yang telah berubah bentuk, mungkin dia dapat berbicara kepada mereka dan punya ide untuk menyelamatkannya.

Jiu Niangzi dengan tekun mendengar curhatan Yenisei.

Setelah melewati obrolan panjang, Bessmert dan Jiu Niangzi pamit untuk tidur duluan. Yenisei memilih untuk tetep begadang. Sambil memandangi langit malam, Yenisei masih kepikiran harus bagaimana menolong tim anggota ekspedisi, dia bahkan nggak bisa mengenali mereka lagi yang udah berubah bentuk menjadi kuda.

Tiba-tiba, Yenisei mendengar suara aneh. Seperti suara kucing kejepit yang sedang bernyanyi. Yenisei terperanjat, ternyata itu adalah suara boneka jelangkungnya Jiu Niangzi. Boneka-boneka itu lagi main di mangkok berisi miras. Boneka-boneka itu dengan cepat mengelilingi Yenisei dan meminta Yenisei untuk meminum miras dari mangkok tersebut.



Yenisei menolak. Tapi boneka-boneka ini makin agresif dan mengejar Yenisei. Dia pun berusaha menjauh dan meminta kepada boneka-boneka itu. Tapi boneka jelangkung ngga peduli dan tetep mengejar Yenisei.

Hanya dalam sekejap, suara kepak sayap terdengar dari gelap langit malam. Getian muncul di hadapan Yenisei dan menyuruh boneka-boneka jelangkung itu untuk pergi. Yenisei kaget lagi.(emang kaget mulu ini dia dari tadi).

Getian langsung menculik Yenisei dengan mencengkram pundak menggunakan kaki burungnya. Meninggalkan Bessmert dan Jiu di warung miras. Cuma itungan detik, Getian dan Yenisei pun menghilang di tengah gelap malam. Setelah beberapa saat, Yenisei dan Getian pun berdebat, Yenisei mempertanyakan motif Getian yang menculiknya dan mengubah banyak orang menjadi kuda.

Getian menjelaskan bahwa Jiu Niangzi adalah biang keroknya.

Tapi semuanya terlambat.


Yenisei pun akhirnya berubah menjadi Lushu. Yenisei nggak sengaja meminum teh buatan Jiu Niangzi di sesi curhat.

Keadaan semakin kacau. Ini membuat Getian mau nggak mau langsung mencari Lizheng untuk memberitahukan bahwa Jiu Niangzi adalah biang kerok dari semua kejadian ini. Di stage 14 dan 15, Getian langsung datang ke hadapan Lizheng bersama Yenisei yang udah berubah menjadi Lushu.



Getian membongkar semuanya di hadapan Lizheng. Getian pun membuktikan bahwa kuda berambut merah yang dia bawa adalah hasil dari perbuatan Jiu Niangzi. Di chapter ini kita akan sadar bahwa penampilan Getian yang lebih mirip siluman ketimbang manusia, membuat Lizheng meremehkan dan nggak mempercayainya.

Alih-alih mendengarkan omongannya, Lizheng membawa Getian ke Zhici (suatu instansi yang menjadi jembatan penghubung antara arcanist dengan pemerintah setempat) untuk diadili. Getian yang dari orok udah kalem dan cool ini bahkan nggak ngelawan ketika dipukuli oleh satuan pengaman setempat.

Momen di area Zhici ketika Jiu Niangzi nggak percaya kalo Getian menuduh dirinya sebagai biang kerok di balik banyaknya orang hilang.


Getian akhirnya dipenjara di Zhici.

Yenisei pun membawa lari Bessmert keluar dari kota. Mereka berdua pun akhirnya menjadi buronan. Di saat pasukan Facao mengejar Bessmert dan Yenisei, Getian berhasil kabur dari penjara. Lah, cepet bener ini. Getian yang lolos dari kejaran penjaga akhirnya bertemu dengan Yenisei dan Bessmert di luar kota Pei.

Di saat ini juga Lizheng dan Facao menganggap Bessmert dan Yenisei bersekongkol dengan Getian.

Momen di mana Yenisei berusaha meyakinkan Bessmert kalo dia telah berubah menjadi Lushu.



Terbongkarnya Rahasia Jiu Niangzi

Setelah beberapa obrolan dan curhatan panjang dengan Bessmert dan Yenisei, Getian yang awalnya punya sikap nggak peduli dengan para korban santet Jiu Niangzi, akhirnya bersedia untuk membantu mereka. Kali ini Getian nggak mencari Lizheng, tapi langsung mengkonfrontir Jiu Niangzi di warung mirasnya.

Kebetulan malam itu telah terjadi perayaan mabuk-mabukan dalam rangka menyambut malam tahun baru di warung miras Jiu Niangzi. Lizheng dan beberapa warga lain masih berada di sana. Facao yang terlambat datang ke acara tersebut pun kaget melihat Getian yang berada di atap warung.

“Gua labrak langsung aja di mari.” Getian ngebatin.

Dan benar aja, Getian yang dari awal pertemuan selalu kalem, ngomongnya tertata dan sopan, kali ini doi ngegas dengan intonasi tinggi. Getian pun langsung meminta Jiu Niangzi untuk mengakui semua perbuatannya di hadapan para warga, terutama Lizheng dan Facao.

Tentunya, Facao nggak tinggal diam. Pasukannya siap untuk menyerang.

Tiba-tiba, Yenisei yang berbentuk Lushu sampai di tempat kejadian perkara dan langsung memecahkan gentong air. Dengan kemampuannya berkomunikasi lewat medium air, Yenisei meminta Jiu Niangzi untuk mengakui perbuatannya. Facao, Lizheng dan warga sekitar auto terperanjat, wajah Yenisei terpantul di genangan air.

Jiu Niangzi mengubah Yenisei menjadi Lushu hanya untuk membantunya menemukan teman-temannya yang udah duluan berubah menjadi kuda. Hal ini juga terjadi kepada Zhili sebelum digantikan oleh Jiu Niangzi. Jiu mengubah former Zhili hanya karena ingin membantunya pulang ke kampung halamannya. Dengan menjadi Lushu, Jiu beranggapan bahwa akan memudahkan sang former Zhili untuk bepergian ke kampung halaman. Dan ini juga terjadi kepada semua warga yang dengan nggak sengaja Jiu bantu.



Setelah mendengar pengakuan dosa yang sama sekali nggak dirasa bersalah oleh Jiu Niangzi, Facao dan Lizheng sangat terpukul. Lizheng menatap nggak percaya. Bocah gelandangan yang dia temukan dan dia rawat sejak dahulu kala, kini menjelma sebagai Arcanist mematikan yang mampu menyantet banyak orang menjadi kuda. Lizheng pun gelap mata.

Lizheng pun makin emosi setelah ngedenger alasan Jiu Niangzi yang mengubah former Zhili menjadi Lushu.


Setelah mendengar semua alasan kenapa Jiu mengubah banyak orang menjadi Lushu, Lizheng dan Getian mengancam Jiu Niangzi untuk dengan segera mengembalikan para korban santet ke wujud semula. Jiu Niangzi yang tertekan segera memanggil 3 boneka jelangkungnya dan meminta mereka untuk mengembalikan para Lushu menjadi manusia kembali.

Namun, para boneka jelangkung nggak bisa mengabulkannya. Mereka bilang apa yang telah berubah menjadi Lushu nggak bisa kembali ke wujud semula. Mendengar jawaban tersebut, Facao pun naik pitam. Dia dan pasukannya hendak meringkus Jiu Niangzi untuk dibawa ke Zhici dan akan ditindak tegas di sana.

Jiu Niangzi pun tertekan, dalam kondisi seperti ini, para boneka Jelangkung pun bertindak impulsif untuk melindungi Jiu Niangzi. Tiba-tiba cahaya terang keluar dari dahi Jiu Niangzi. Para boneka jelangkung bersatu dengan Jiu Niangzi dan mengubahnya menjadi Niuyang beast. Player akan menghadapi bos terakhir di chapter ini.



Setelah berhasil mengalahkan Jiu Niangzi yang kesurupan beast of Niuyang, Jiu akhirnya sadar dan hampir putus asa. Dia nggak mampu untuk mengembalikan para korban santet ke wujud semula. Bessmert pun bertanya pada Jiu, ada berapa warga yang hadir dalam perayaan dan minum miras buatan Jiu Niangzi.

Konflik ini pun diakhiri dengan scene Jiu Niangzi menangis. Akhirnya, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, warga yang meminum mirasnya berubah satu per satu menjadi Lushu.

Termasuk Lizheng.


Ending Chapter: Penebusan Dosa

Setelah flashback ke masa kecil dan motif yang mendasari kenapa Jiu Niangzi sangat terobsesi menjadi Xiangrui, kita diperlihatkan pada suatu kebiasaan dan menjadi kultur bagi warga kota Pei. Yakni sembahyang di suatu kuil, letaknya di gunung. Di scene ini juga kita dapat melihat bahwa Jiu Niangzi pamit ke Facao untuk meninggalkan kota Pei. Jiu juga berencana melewati jembatan yang rusak untuk meminta jawaban demi mengembalikan seluruh korban-korbannya.

Letak Kuil yang disembah secara turun-temurun ini dipisahkan oleh sungai Peilin. Untuk bepergian ke sana, kuil ini dihubungkan oleh jembatan yang dianggap keramat. Tapi, suatu hari, banjir bandang menghancurkan jembatan keramat itu. Saking besarnya banjir bandang, nggak hanya menghacurkan jembatan, namun memutus koneksi antara warga kota dengan kuil tersebut.

Kondisi tersebut membuat para warga nggak bisa datang ke kuil untuk meminta dan menyembah. Doa-doa warga pun nggak ada yang terjawab. Lambat laun, sungai Peilin yang dihubungkan oleh jembatan itu pun menjadi kering dan gersang.

Di hari pertama tahun baru (Dushuo), secara turun-temurun, mereka akan sembahyang ke kuil. Namun, semenjak jembatan itu rusak dan nggak ada yang mampu memperbaikinya, warga hanya bisa berdoa dan meminta di tepian jembatan.

Di tengah percakapan antara Getian, Bessmert, dan Yenisei terkait doa yang nggak dijawab karena orang-orang nggak bisa menyebrang jembatan untuk pergi ke kuil, tiba-tiba ada banyak kuda berdatangan ke arah jembatan.

Kuda-kuda tersebut adalah kuda yang ada di halaman warung Jiu Niangzi dan di area Zhici. Mereka adalah para korban santet Jiu Niangzi.

Di saat itu juga terdengar suara derap langkah seorang perempuan yang tengah berlari diikuti oleh kuda-kuda di belakangnya. Perempuan itu berlari dengan cepat dan melompat hingga melewati jembatan yang rusak.



Jiu Niangzi berhasil melewati jembatan rusak dengan sekali lompatan. Di scene ini juga kita akan melihat Jiu Niangzi berubah menjadi Lushu.

Setelah Jiu Niangzi berhasil melewati jembatan, semua warga yang terkena santet akhirnya berubah kembali menjadi manusia. Tim ekspedisi Bessmert, Krolik, Jurien, dan yang lainnya pun kembali ke wujud manusia.

Di akhir stage 23, We Will Meet Again, Vertin alias karakter utama kita, dihampiri Sonetto dan diberitahu bahwa Yenisei, Arcanist yang berasal dari Russia, akan bergabung dengannya. Vertin akan ketambahan Arcanist baru untuk menemaninya dalam berpetualang menguak misteri Storm yang dapat menarik-ulur waktu.

By The Weakling Casuls

Menulis berita dan opini seputar gaming setiap hari. Sering kena roasting sama akun anon di grup Facebook PC dan konsol bajakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Index