Ya, akhirnya punchline dari keseluruhan setup komedi ini berhasil diselesaikan oleh Concord dengan sangat baik.
Pecah.
Kompor gas.
Firewalk Studio dan Sony akhirnya resmi mengumumkan nafas terakhir dari game terbaru mereka, Concord. Tepat di tanggal 6 September 2024, Concord resmi nggak bisa diakses dan semua pemain yang telah membelinya akan mendapat balasan refund yang setimpal.
Kalau kita mau pikir-pikir lagi, kalo kita over thinking-in lagi, Concord ini layaknya suatu setup atau bit komedi, dan diakhiri oleh punchline yang sangat baik – bahkan dengan sangat baiknya – membuat prediksi banyak orang meleset. Kayaknya nggak ada yang memprediksi atau nebak Concord akan mati dalam hitungan 14 hari saja.
Nggak ada.
Taruhan terakhir yang gue pegang aja cuma bertahan sampai season 1 – walaupun nyatanya Concord udah nyiapin road map konten sampai season 3.
Tapi, keseluruhan bit komedi ini nggak cukup kalau kita bahas di punchline-nya aja, Concord lebih menarik dari yang kalian bayangkan.
Rekor End of Service Tercepat Sepanjang Sejarah
Jika kita masuk ke topik game live-service atau game gacha, yang namanya pertemuan, pasti akan ketemu yang namanya perpisahan. Game yang menitikberatkan segala progres yang harus selalu terhubung dengan server, akan selalu menimbulkan pertanyaan: Sampai kapan game ini bisa dimainkan?
Atas dasar ini pula kenapa ada banyak orang yang sangsi atau males berurusan dengan game gacha/live-service; karena hidup-matinya game itu tergantung keputusan developer. Kalau server ditutup, maka player akan terbuang, dan progress dalam game akan hilang begitu saja.
Hal ini pula yang membuat Sony sebagai induk dari Firewalk Studios bisa dibilang memecahkan rekor dunia untuk urusan End of Service tercepat untuk game AAA live-service. Saking speedrun-nya, Concord ini membuat game seperti HyperScape, Jump Force, Lawbreakers, Knock Out City, Marvel’s Avenger, dan jajaran delisted game lainnya terlihat seperti game yang pernah bagus namun kurang beruntung saja.
The Day Before yang jelas-jelas udah scam dan digadang-gadang jadi game live-service paling ancur saja masih mampu bertahan 45 hari. Nah, sekarang siapa lagi yang mampu ngalahi rekor 14 hari milik Concord?
Pengembangan dan Riset Market dari tim Sony-Firewalk yang cukup “Sus”
Kalo kita liat-liat dan baca-baca lagi artikel terkait Concord beberapa bulan ke belakang, bisa dibilang game ini baru dikenalkan ke publik di tahun yang sama dengan tahun perilisannya. Trailer pertamanya pun baru muncul di State of Play tanggal 31 Mei 2024.
Concord juga cuma menggelar 2 kali game testing publik lewat early access beta di tanggal 12-14 Juli, lalu open beta di tanggal 18-21 Juli. Hasil dari testing publik ini pun terbilang sangat mengenaskan untuk ukuran game yang menggantungkan nasib dari jumlah pemain yang online, dan apalagi game berada di bawah nama Sony.
Beta test dari Concord hanya dihadiri sekitar 2,300 pemain.
Untuk mengambil komparasi dengan genre live-service yang sama, The First Descendant bahkan telah menggelar beta test sejak tahun 2021. Mereka tambal-sulam terus menerus untuk menemukan formula yang tepat sampai waktunya rilis di bulan Juli kemarin.

Jumlah pemain dari beta test dari Concord pun tercermin sampai di saat hari perilisan, bahkan lebih buruk. Setelah seminggu rilis, Concord nggak bisa menembus 1000 pemain, bahkan sempat cuma dimainkan sebanyak 90-an orang di Steam. Concord juga diperkirakan hanya menjual sebanyak total 25 ribu kopi untuk PC dan PS5.
Bahkan, ketika kita menghilangkan isu jomok, DEI, dan agenda sejenis, kita yang awam dalam urusan pengembangan suatu game pun tentu akan menebak-nebak, kenapa Sony tetep nekat untuk melanjutkan game ini seperti tanpa pertimbangan apapun dan tanpa benchmark ke game-game sejenis yang udah duluan rilis?
Masa iya, publisher sekelas Sony nggak punya tim analis atau riset untuk melihat betapa jatuh bangunnya Overwatch, Valorant, dan Paladins bertahan di pasar dan tetep bikin pemain engaged di gamenya? Mereka semua free-to-play, loh.
Pasarnya udah saturated, pesaingnya banyak, gameplay nggak banyak ngasih hal baru, hasil beta test anjlok, masih pula dipaksain masuk pake agenda DEI, dan mengharapkan hasil berbeda?
Pengumuman End of Service yang sangat Mendadak dan Tanpa Ampun
Yha, kita semua tahu, Concord ini game bukan kaleng-kaleng, biayanya memakan lebih dari 100 juta dollar, motion capture-nya serius, dan jelas ini punya Sony dengan segala reputasinya. Namun, pemberitahuan penutupan gamenya ini dirasa sangat mendadak tanpa tedeng aling dan tanpa ampun.
Nggak kayak pengumuman end of service game lainnya yang punya tenggang waktu hitungan bulan, Playstation hanya memberi waktu 2 hari setelah pengumuman. Ya, 2 hari. Ibarat hari ini diomelin atasan karena kerja nggak bener, 2 hari berikutnya udah langsung diusir tanpa one or two month notice.
Dari keseluruhan bit komedi ini, ternyata ada bit lain di dalamnya yang cukup lucu dan menggelitik.
This is my favourite part.
Saking lucunya, sang developer pun kayaknya udah pasrah dan tinggal becanda-becanda saja. Jadi, sekitar jam 10 malem tanggal 3 September, akun Concord di X menginfokan akan ada maintenance selama kurang lebih satu jam. Nah, satu jam berikutnya, bukannya ngasih info update atau ngasitau gamenya udah bisa dimainin lagi, lha… gamenya malah resmi berenti beroperasi.
Cobaklah klen bayangin betapa sialnya yang main game ini semalem.

Untuk ukuran gagal-gagalan, Concord bukanlah satu-satunya yang bernasib paling gagal yang dipicu dari kekecewaan para gamer. Cyberpunk 2077 bahkan pernah mengalami hal yang lebih sial dari Concord. Cyberpunk 2077 bahkan cuma membutuhkan 7 hari setelah rilis untuk ditarik lagi dari PS Store akibat dipicu banyaknya laporan kekecewaan player di platform PS4. CDPR selaku sang developer berjanji akan memperbaiki gamenya untuk sementara waktu, dan berjanji akan kembali setelah gamenya benar-benar bisa dimainkan di platform PS4. Long story short, Cyberpunk 2077 berhasil comeback dan bahkan mengeluarkan DLC Phantom Libery di tahun 2023.
Hal ini juga dialami No Man Sky sewaktu awal perilisan. Gamenya bahkan jauh dari apa yang dijanjikan sebelumnya. Namun sang developer memilih untuk berbenah dan bangkit. Sekarang, No Man Sky menjadi salah satu game yang nggak pernah kehabisan konten karena sangat rutin mengeluarkan ekpansi konten. Hebatnya, semua konten dan ekpansi dari No Man Sky nggak perlu kalian bayar, alias gratis.
Tapi, kayaknya contoh 2 developer di atas nggak menginspirasi Sony dan Firewalk Studios. Mereka seakan-akan rage quit dan langsung pamit mengundurkan diri. Kalau sudah begini, pasti akan ada impact dari kerugian ratusan juta dolar akibat Concord. Entah ada studio yang dibubarin, entah ada harga yang dinaikin untuk kompensasi kerugian.
Apakah harga konsol PS5 akan naik lagi? Uhuk.
Apakah ini Modern Audience yang kalian Cari?
Kalo udah ngomongin agenda dalam suatu game, tentunya akan sangat panjang dan pelik. Topik diversity, equity and inclusion ini makin ke sini makin terang-terangan dijadikan agenda, dan game adalah salah satu media propagandanya.
Salah satu yang paling terkenal adalah kemunculan dari Sweet Baby Inc – suatu perusahaan yang menawarkan jasa konsultasi DEI kepada developer dan publisher.
Efek agenda ini dapat dengan mudah kita temukan di dalam game. Secara gampangnya, karakter dalam game yang menjual DEI akan menampilkan karakter perempuan yang lebih maskulin, dan membuat laki-laki terlihat lebih feminin. Efek perempuan yang maskulin ini nggak hanya diperlihatkan dari tubuh yang udah nggak semok alias udah nggak berbodi gitar, tapi juga dari wajah yang tegas dan keras.
Karakter laki-laki pun demikian, tinggal kebalikannya.
Tujuannya juga sederhana, untuk membuat semua kalangan merasa terwakili di dalam game. Udah nggak ada batasan mana laki mana perempuan, semua bisa ada di tengahnya, dua-duanya, atau memilih untuk nggak sama sekali. Hal ini juga yang membuat game menawarkan banyak opsi romance tanpa batasan gender.
Ini juga yang terjadi di dalam Concord: adanya gender discourse dan pronouns sebagai salah satu fitur yang dipertontonkan.
Terlepas memang gamenya yang outdated, core gameplay yang biasa aja, salah timing rilis, pesaing terlalu banyak, pasar sudah jenuh, dan jadi game yang berbayar, Concord sudah kadung hancur duluan dengan isu woke dan DEI ini.
Gamer sepertinya sudah muak betul dengan banyaknya agenda-agenda modern yang dikemas ke dalam suatu hal yang bentuknya escapism semacam video game. Embel-embel modern audience sebagai target pasar pun akhirnya betul-betul dijawab dengan rendahnya jumlah pemain dan angka penjualan.
Kalau kita lihat lagi, Concord bukanlah korban baru dari fuck around and find out di dalam industri gaming. Beberapa title terkenal yang membawa konsep DEI dan agenda-agenda ini pun juga rungkad. Bahkan terpaksa gulung tikar. Beberapa punya konsep dan gameplay yang bagus, beberapa kebetulan memang sampah dan jualan agenda aja.
Berikut adalah contohnya:
- Saints Row Reboot dirilis 23 Agustus 2022, setahun berikutnya di tanggal 31 Agustus 2023, Volition sang developer resmi ditutup oleh Embracer Group. Penjualan game yang jelek disinyalir jadi salah satu penyebabnya.
- Tales of Kenzera: Zau dirilis tanggal 23 April 2024, dua bulan berselang, sang developer harus melakukan layoffs untuk bisa sustain. Animo masyarakat dan penjualan yang kurang bagus digadang-gadang menjadi penyebabnya.
- Suicide Squad rilis di tangal 2 Februari 2024. Tujuh bulan setelahnya, Rocksteady terkena layoff akibat buruknya angka penjualan dan minat pemain terhadap game tersebut.
Dan Concord hanya berselang 14 hari dari tanggal perilisan malah menarik penjualan dari semua store dan melakukan refund kepada pemain yang telah membelinya. Alasannya pun jelas, game yang nggak dimainkan lebih dari 100 orang sehari, nggak mendapat kesempatan kedua untuk bisa bangkit. Langsung ditarik dari peredaran.
Terlepas dari kualitas gamenya yang jelek, apakah ini pasar modern audience yang developer dan publisher cari?

Pelajaran bagi developer dan publisher pun jelas, kalau nggak bisa dan nggak niat bikin game bagus, nggak perlu repot-repot masukin agenda di dalemnya, pasti bakal rungkad dengan sendirinya. Lalu, kalau emang udah kepepet banget sampe perlu masukin agenda dan konsultasi sana-sini terkait DEI, pastiin gamenya tu bagus dan menarik, orang akan susah menjatuhkan sesuatu yang bagus cuma modal jomok dan DEI.
Jangan malah diambil dua-duanya, jelek dan DEI, auto rungkad ke palung Mariana.