Akhirnya, 30 hari telah dilewati bersama PS5!

Di tengah sulitnya mendapat konsol PS5 akibat produksi dari Sony sendiri yang terimbas pandemi, supply yang minim dari mesin pacu AMD, dan sampai ke betapa madesu-nya aksi scalping yang masif dan terstruktur – sehingga membuat harga PS5 dan sistem penjualannya jadi karut-marut, membuat gamer Indonesia yang memiliki konsol ini di tanggal 22 Januari terasa sebagai gamer yang punya privilege lebih. Udah punya duit aja masih nggak bisa beli yang resmi dengan harga MSRP. Akhirnya harus merogoh kocek lebih dalam lagi di angka 12-16 juta rupiah.

Semua sosial media dan berbagai macam komunitas gaming di platform forum seperti Facebook, Reddit, Kaskus, pun nggak pernah lepas ngomongin konsol yang kontroversial ini. Pertanyaan paling mendasarnya udah jelas, seberapa pentingkah konsol bongsor ini dimiliki di hari satu bulan pertama rilisnya, atau bahkan di tahun 2021 ini?

Inilah review sederhana dari kasta tertinggi mendang-mending Indonesia untuk penggunaan PS5 selama 30 hari. Semoga ini bisa membantu para gamer yang masih galau, bimbang, dan bingung apakah harus meminang PS5 hari ini, besok, tahun depan, atau sepuluh tahun lagi.

https://www.youtube.com/watch?v=OS50ZnE0Uoc&t=377s
Kalian juga bisa liat review versi videonya gaes, jangan lupa disubskreb yha hehe.

DESIGN DAN COOLING SYSTEM

Dirilis resmi dengan tinggi hampir di 40 cm, lebar 22 cm, berat sekitar 4,5 kg, dan diberi kerah putih Seto Kaiba, konsol kontroversial ini bukanlah konsol yang tergolong ramah dengan space yang ada. Buat yang bermain dengan versi desktop gaming, konsol yang hampir sama tingginya dengan PC pada umumnya ini tentu akan makan space di meja. Apalagi buat kalian yang juga udah meletakkan PC gaming di meja yang sama.

Tubuh bongsor pada generasi pertama PS5 ini bukanlah tanpa alasan, Sony nampaknya merespon betul apa masalah yang paling sering didengungkan para gamer di konsol PS4: bunyi mesin dan panasnya. Mungkin di sinilah alasan kenapa PS4 pro berwarna hitam itu dinamakan Jet Black, atau si hitam yang berbunyi seperti mesin jet.

Dibekali heat sink yang memakan hampir 60% dari isi ruang PS5 itu sendiri, lalu sistem cooling menggunakan liquid metal, Sony kayaknya beneran mau menjadikan konsol terbarunya ini sebagai konsol paling dingin dan paling sunyi yang mereka pernah ciptakan. Dan ini tentu berimbas pada ukuran, berat, dan volume dari konsol tersebut.

Ini PS5 isinya dimakan sama heat sink aja.

Buat kalian yang udah bermasalah atau nggak sreg dengan design dari angkatan pertama PS5 ini, kalimat “mending nunggu PS5 slim” kayaknya emang valid untuk diucapkan. Buat gue pribadi, jujur, design Xbox Series X lebih compact, lebih simple, dan lebih ergonomis aja. Dan pada banyak heat atau thermal test yang sering dilakukan Youtuber tech-savy, pada kenyataannya Xbox Series X beberapa kali dinyatakan lebih dingin dari PS5. Walau ada juga yang bilang kalo PS5 itu lebih dingin.

Perbedaan heat sink PS5 dengan heat sink X box Series X. Sumber: YT Spawn Wave

Gue pribadi juga ikutan ngetes ini dengan tidak mematikan PS5 dari pertama kali dinyalakan di 22 Januari sampai dengan tanggal 23 Februari. Jadi setelah selesai main cukup gue rest mode aja. Dan terbukti sampai hari ini PS5 gue tetep running well tanpa masalah dan bunyi kipasnya tetep sunyi.

Tiga puluh hari bersama PS5 tanpa turn-off dan menguji apakah fitur rest mode yang katanya bermasalah, terbukti aman dan tanpa kendala.

Jadi, udah kepikiran buat beli PS5 kapan?

THE DISPLAY OUTPUT

Display port dan kurangnya pemahaman pada teknis HDMI output di PS5 adalah salah satu yang paling banyak dipermasalahkan di dalam sebuah forum atau grup Playstation. Pertanyaannya tu kurang lebih begini.

“Apakah PS5 hanya bisa dimainkan di tipi/monitor 4k?”

“Apakah PS5 nggak bisa dimainin di tivi FHD atau 1080p?”

“PS5 bisa dimainin di tipi tabung nggak sih?”

“Ngapain beli PS5 kalo tipi lu masih 1080p, nggak guna.”

“Jadi, gue harus pake tipi yang mana? Kudu yang 120Hz apa yang 60hz?

Oke-oke, gue jawab ya.

Jadi gini..

Satu-satunya resolusi di bawah 4k yang PS5 nggak bisa display adalah resolusi 1440p. Ini akan terdisplay menjadi 1080p oleh PS5. Jadi, PS5 tentu akan running well di tipi/monitor 1080p atau 2160p. Nah masalah selanjutnya adalah dengan satuan Hertz atau Hz. Hertz di sini akan in-line dengan frame rate per second alias FPS dalam suatu game yang akan dijadikan output PS5 ke tipi/monitor kita.

Umumnya, tipi-tipi yang udah beredar di pasaran memiliki spek 1080p 60Hz untuk yang FHD dan 2160p 60Hz untuk yang 4k. Lalu, untuk monitor, yang banyak beredar di pasaran adalah 1080p 75Hz dan 2160p 60Hz. Hindari monitor dengan resolusi 1440p 144Hz karena dua hal ini nggak disupport oleh PS5 atau akan ter-display menjadi 1080p 60Hz.

Display output ini nantinya ditransfer oleh HDMI cable dari PS5 ke tipi atau monitor. Kabel HDMI bawaan PS5 adalah tipe HDMI 2.1 yang artinya dapat mentransfer resolusi 4k dan 120 Hz. Atau, PS5 yang dilengkapi HDMI 2.1 ini memiliki kemampuan menampilkan game dengan display up to 2160p dengan 120Hz atau performa sampai di 120 FPS.

Kembali ke pertanyaan, “Jadi mesti beli tipi yang mana untuk PS5?”

Ini kembali kepada kebutuhan gaming masing-masing. Gue pribadi, ketika pertama kali liat spek PS5, udah jelas berpegang pada prinsip:

Tipi/monitor dengan resolusi 4k 60Hz udah lebih dari cukup untuk PS5. Ini bahkan udah cukup buat 1-4 tahun yang akan datang.

Simpan uang kalian untuk membeli tipi/monitor dengan resolusi 4k 120Hz sampai PS5 berhasil menyajikan banyak game yang mampu running di 120 fps. (Iya, sampai dengan akhir Februari ini hanya ada beberapa game yang mampu running 120 fps… dan itu pun resolusinya 1080p).

Jadi, udah tau kan PS5 bisa jalan di tipi dan monitor yang kayak apa aja? Jadi beli PS5 nggak ni?

IMPLEMENTASI DARI FITUR-FITUR UTAMA PS5 YANG BELUM  OPTIMAL

Fitur-fitur terbaru dari Playstation 5 yang pertama kali di-reveal oleh Mark Cerny ini, buat gue, adalah hal yang bersifat long term alias masih butuh waktu lagi untuk dapat diterapkan ke depannya. Apalagi ini juga berkaitan dengan developer game tersebut dan nggak hanya bergantung pada mesin PS5 aja.

Ambil contoh pada fitur dari performa game backward compatibility. Mesin PS5 yang canggih ini atau berkali-kali lipat dari kemampuan PS4 pro, belum dapat menjalankan semua game PS4 secara default di 60 fps. Sebut saja Days Gone, Ghost of Tsushima, Cyberpunk 2077 yang begitu dijalankan di PS5, 3 game ini secara default (tanpa upgrade dan update apapun) langsung running pada performa gacornya di 60 fps dan di 1800p-2160p. Tapi untuk game lain, masih banyak yang berjalan di 30 fps dan hanya meningkat dari segi resolusinya aja. Ini jelas bukan kesalahan dari mesin PS5, melainkan ini adalah keputusan developer. Mereka harus memberikan upgrade untuk game PS4 nya supaya bisa berjalan sempurna di kekuatan mesin PS5 – yang artinya kita masih membutuhkan waktu lebih lama lagi agar para developer dapat memberikan patch atau upgrade pada gamenya.

Kemudian dari fitur pada dualsense alias haptic trigger dan haptic feeback. Yang jadi masalahnya, fitur ini baru bisa kita rasakan untuk game yang langsung dirilis di PS5 dan untuk game-game PS4 yang sudah mendapat patch atau upgrade di PS5. Ini jelas menambah kerjaan para developer untuk memberikan sensasi getar dan input haptic pada tombol L2 dan R2. Mengingat sampai dengan akhir Februari ini game yang langsung dirilis di PS5 dan upgraded game PS4 masih bisa dihitung jari, tentunya sensasi dan tehnolohi dari dualsense ini masih tergolong tersier atau dengan kata lain: bisa dientar-entarin aja lah.

Untuk mengetahui game PS4 mana aja yang udah dapet upgrade PS5 dari segi performa dan fitur dualsense di PS5, kalian bisa cek di sini.

Situs buat ngecek game PS4 mana aja yang udah berjalan pada performa optimal PS5.

Penerapan dua fitur utama PS5 tersebut yang terasa kurang optimal tentunya juga disebabkan oleh lambatnya adaptasi developer terhadap performa dan spek PS5. Opini gue pribadi, harusnya ketika Sony reveal performa dan spek PS5 di 2020, para developer yang gamenya telah rilis bertahun-tahun sebelumnya langsung dapat menyesuaikan. Jadi, ketika PS5 dirilis, mereka langsung dapat memberikan patch atau upgrade di mesin yang baru ini.

Yeah, pandemi, bro. Semua jadi ngaret..

THE THIRD PARTIES

Selain sangat kuat pada game ekslusifnya (walau akhirnya perlahan mulai dilepas juga ke PC, uhuk), Sony Playstation juga terkenal sangat ekslusif dengan aksesoris atau support dari third parties. Berbeda dari Nintendo Switch yang hanya dalam kurun beberapa bulan dari perilisannya langsung dapat disupport oleh banyak aksesoris dari pihak ketiga, Playstation malah sebaliknya. Posesif bener..

Pro Controler dari third party macen Nacon dan Razer aja baru ada di 3 tahun setelah PS4 dirilis. Back Button atau back pedal untuk DS4 bahkan baru dirilis di penghujung umur PS4.

Lalu bagaimana dengan PS5?

Well.. dualshock atau DS4 hanya bisa dimainkan untuk game PS4 yang belum mendapat upgradenya di PS5. Kita juga nggak bisa menggunakan dualsense PS5 pada mesin PS4. Kemudian, sampai dengan hari ini nggak ada satupun pro controller dari third parties yang dapat memainkan game PS5. Alias, pro controller bertindak layaknya DS4 aja, bisa digunakan di PS5 tapi hanya untuk game PS4 yang belum mendapat upgradenya di PS5.

Bagaimana dengan Back Button PS4? PS4 Camera? Yak, lupakan. Dua aksesoris dari PS4 ini nggak akan ada yang bisa digunakan di PS5. Jadi, ketika kita memainkan game yang langsung dirilis di PS5 maupun game PS4 yang telah diupgrade menjadi PS5, kita praktis hanya bisa memainkannya menggunakan controller dualsense .

Lalu, how about the tempest 3D sound?

Sedikit berbeda dengan aksesoris lainnya, headset pada PS5 adalah yang nasibnya paling mending, atau setidaknya ada headset dari merek lain yang langsung bisa digunakan di PS5. Fitur 3D audio ini akan otomatis enabled ketika kita menggunakan headset yang juga memiliki kemampuan dalam 3D audio. Perlu diketahui, PS5 nggak punya optical audio input. Jadi, make sure headset kalian bisa digunakan tanpa harus menggunakan optical audio input. Buat yang pengin tau headset apa aja yang bisa dijadikan alternatif dari PS5 3D Pulse Headset, bisa cek di sini.

Jika melihat dari terbatasnya dan terlambatnya implementasi tehnolohi PS5 pada game-game PS4 yang udah ada, apakah ini sudah bisa menjawab pertanyaan kapan waktu yang paling tepat untuk membeli PS5?

THE STORAGE SYSTEM

Udah bukan isapan jempol belaka kalo PS5 ini dilengkapi dengan sistem storage yang punya daya baca super gacor. NVMe SSD yang customized banget alias ekslusif buat PS5 ini punya kemampuan mengakses sebesar 5.5GB data mentah per detik. Secara awamnya, ini 100 kali lebih cepat dari kemampuan PS4.

PS5 juga dilengkapi dengan slot tambahan M.2 NVMe SSD, yang artinya PS5 kalian masih bisa diberi storage tambahan internal dan nantinya akan kompatibel dengan SSD NVMe yang udah beredar di pasaran.

Masalah pertamanya, NVMe SSD PS5 ini hanya berkapasitas 825 Gb dan cuma bisa dipakai menyimpan game sekitar 667 Gb. Well, untuk gamer yang suka menimbun game, kapasitas 667 Gb jelas nggak akan bisa menyimpan banyak game backlog di SSD super gacor ini.

Lalu, kalo PS5 ini menyediakan slot M.2 NVMe SSD yang di mana ini adalah jenis SSD yang udah banyak dijual di pasaran, apakah kita bisa menginstal SSD tersebut ke dalam slot M.2 PS5?

Masalah keduanya, saking gacornya SSD PS5 ini, yaitu di 5.5GB/s, ini jauh melampaui kecepatan SSD PCIe 3.0 (SSD yang udah lama beredar di pasaran) dengan kecepatan di 3.5Gb/s. Ini membuat NVMe SSD PCIe 3.0 menjadi nggak kompatibel karena kurang ngebut di mesin PS5. Artinya, sebelum ada generasi ke-4, SSD NVMe PS5 adalah SSD tercepat di muka bumi.

Namun, bulan September 2020, cuma kurang dari dua bulan perilisan PS5 global, Samsung merilis SSD NVMe PCIe Gen 4 yang memiliki daya baca di 7 Gb/s. Harganya udah nyaris seharga PS5 versi dijital untuk ukuran 2 Tb. Mamam..

Sony belum bisa mengonfirmasi apakah SSD NVMe PCIe Gen 4 yang telah beredar ini akan kompatibel dengan PS5 atau tidak. Kabar terbarunya, Sony akan mengumumkan penggunaan SSD NVMe PCIe Gen 4 yang kompatibel dengan PS5 di musim panas 2021 ini.

Hmm, jangan khawatir, PS5 tetap support penggunaan HDD atau SSD eksternal yang kita udah pakai di PS4 sebelumnya. Jadi, kita tetap bisa memainkan game PS4 langsung dari HDD atau SSD eksternal seperti biasa. Kita juga bisa menyimpan game PS5 di HDD eksternal tersebut. Terus apa aja HDD atau SSD eksternal terbaik yang bisa kita gunakan di PS5? Bisa baca-baca di sini.

Tapi inget, kita nggak akan bisa mainin game PS5 atau game PS4 yang telah mendapat upgradenya di PS5 via HDD atau SSD eksternal. Game PS5 atau upgraded PS4 games hanya bisa dimainkan ketika udah diinstal di SSD bawaan PS5.

Jadi, mending beli PS5 sekarang apa tunggu sampe keluar storage tambahannya?

THE FINAL VERDICT

Setelah 30 hari bersama PS5, gue jelas punya kesimpulan yang cukup mengenai performa, experience, dan apa aja yang bisa dinikmati dari PS5 day one edition ini.

Dari design body, cooling system, bunyi kipasnya, sistem display outputnya, fitur-fitur terpenting seperti backward compatibility dan haptic mechanism-nya, akses pada third party-nya, sampai dengan sarana penyimpanan game, kesimpulan gue sampai pada kalimat ini:

“It’s worth every penny but it wasn’t as you expected at the first time.”

Setelah kalian membaca point-point di atas, gue merangkumnya dalam 4 pokok pertanyaan. Jawaban kalian akan membantu memberi gambaran apakah PS5 dengan harga MSRP atau bahkan belasan juta ini layak kalian beli di tahun 2021 atau nggak.

1) Apakah kalian tau game apa aja yang running optimal di PS5? Apakah game yang kalian suka dan pengin dimainin ini bakal naik banget performanya di Ps5? Apakah kalian tau perbedaan harga antara game PS4 dengan PS5?

2) Apa aja yang harus disiapkan buat main PS5? Apakah kalian tau berapa maks resolusi dan Hz yang ditampilkan di 3 konsol tersebut? Apakah kalian bisa dengan jelas membedakan ketiganya?

3) Apakah kalian tau sistem upgrade suatu game dari PS4 ke PS5? Bagaimana cara pindah save datanya? Apakah BD game PS4 bisa langsung dimainkan di Ps5? Apakah versi dijital suatu game juga langsung bisa dimainin di PS5?

4) Apakah kalian sangat hobi main PS? Apakah PS cuma jadi konsol sidekick atau pelengkap dan cuma buat main sesaat aja?

Kalau ada banyak pertanyaan yang kalian bingung, have no idea, atau bahkan nggak tau jawabannya, PS5 bukanlah konsol yang tepat untuk kalian di tahun ini atau mungkin sampai beberapa tahun yang akan datang. Tunggulah sampai harganya cocok di kantong, dan yang paling penting: kalian tau apa yang mau kalian mainin di konsol canggih ini.

Jadi, itulah review sederhana dan panjang gue untuk PS5. Semoga dapat membantu jiwa-jiwa yang galau mau hijrah ke konsol baru apa setia pada yang lama.

By The Weakling Casuls

Menulis berita dan opini seputar gaming setiap hari. Sering kena roasting sama akun anon di grup Facebook PC dan konsol bajakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *