Setelah Koma Hampir 5 Tahun, Anthem Akhirnya Disuntik Mati di Awal 2026

Setelah Koma Hampir 5 Tahun, Anthem Akhirnya Disuntik Mati di Awal 2026

Berita duka ini sebenarnya adalah berita yang kalian tunggu sejak berakhirnya era pandemi.

Bagaimana tidak, kalian sudah tahu game ini akan mati dalam jangka waktu dekat, tapi game ini memilih bertahan, berbaring tanpa kesadaran nyaris 5 tahun lamanya, sampai akhirnya menyerah dan mati.

Anthem yang dirilis di bulan Februari tahun 2019 ini sontak menyita perhatian seluruh dunia. Lahir dari tangan yang meracik franchise RPG Dragon Age dan di-publish dari publisher kebanggan para fans Battlefield, Anthem terasa sangat padat karya. Ekspestasi besar pun disematkan kepada mereka. Hal ini pun makin diperkuat dengan trailer E3 Anthem yang sungguh memukau dan memanjakan mata. Aksi terbang-terbang dan baku hantam dengan exosuit a la Ironman yang mereka pertunjukkan membuat para fans sungguh terlena.

Siapa tau ada yang mau nostalgia.

Tapi, kejadinnya begitu cepat.

Anthem yang digadang-gadang akan meneruskan kesuksesan franchise Dragon Age ini nyatanya udah crash landing sejak awal perilisan. Buruknya performa, struktur konten, dan minimnya sentuhan RPG dari orang-orang yang justru berangkat dari membuat game RPG, membuat para pemain seperti tertipu mentah-mentah. Hal ini juga masih harus diperparah dengan kewajiban login dan penggunaan internent untuk sekadar masuk ke dalam gamenya.

Bahkan, sampai di bulan ke-enam Anthem dirilis, server mereka sangat strict dan menendang semua orang yang dianggap punya ping besar. Pemain di PS4 dan Xbox adalah salah dua korban paling sialnya. Sudah masuk di game pun, harus menerima nasib game berjalan secara rubbering karena buruknya skema host to host di mode multiplayer.

Ohh, belum selesai.

Struktur konten juga jadi masalah berikutnya. Selama satu tahun, Anthem praktis bisa dianggap nggak punya road map yang jelas. Mereka praktis hanya punya satu konten end game bernama Cataclysm yang awalnya jadi konten time-gated, tapi akhirnya jadi event permanent karena harus diulang berulang kali. Nggak ada misi baru, boss baru, apalagi kelas javelin baru.

Tekanan publik yang terus menerus kepada Anthem, memaksa Bioware untuk berbenah. Menjelang hari ulang tahun Anthem yang pertama, Bioware memberikan pengumuman bahwa akan melakukan overhaul besar-besaran untuk Anthem. Fans dan para penikmat Javelin pun terlena untuk kedua kali.

Tapi, sekali lagi, gayung bersambut jamban.

Tepat di bulan Februari satu tahun berikutnya, Bioware kembali mengumumkan report dari proyek overhaul Anthem. Bukan bagian atau konten apa aja yang mendapat overhaul, bukan juga tanggal rilis updatenya. Tapi.. pengumuman untuk menyerah kalah dan berhenti memberikan support baik berupa overhaul dan konten tambahan apapun untuk ke depannya. Proyek overhaul yang di-pitching Bioware, ditolak oleh EA.



Salah satu alasan EA menolak memberikan sumbangsih ke proyek overhaul Anthem adalah, karena EA menginginkan Bioware untuk fokus ke Dragon Age 4, atau yang hari ini kita kenal dengan Dragon Age: Veilguard. Ternyata sama-sama jebloknya, yha.

Walau udah nggak dapet support dalam bentuk apapun, server bapuk dan skema live service beserta microtransaction di dalam game tetap bisa diakses. Dari sinilah kita bisa menyebut Anthem sudah koma sejak tahun 2021. Mati segan, hidup pun tak mau. Sampai akhirnya menyerah kalah di awal tahun 2026 mendatang.



Yha, koma hampir 5 tahun.

Tapi, walau harus disuntik mati, Anthem masih meninggalkan legacy bagi para penerusnya.

Game-game dengan mekanik yang mirip-mirip atau terinspirasi Anthem juga terus bermunculan. Dari Outriders, Exoprimal, sampai ke The First Descendant. Uniknya, nggak hanya mekanik yang mirip, tapi nasibnya juga. Outriders juga udah menyerah kalah sejak merilis ekspansi The Worldslayer. Exoprimal juga jadi salah satu game yang paling sepi yang pernah dirilis Capcom. The First Descendant apa lagi; mereka baru aja nutup server untuk PS4 dan Xbox.

So long and goodbye, Freelancers! RIP Anthem (2019-2026).