Suicide Squad Rungkad, Bos WB: Memang Sudah Waktunya All-in Game Mobile

Suicide squad didnt meet expectation, WB will aim to mobile games platform to more consistent profit

Rungkad, Bos!

Seperti yang sudah diprediksi oleh banyak gamer, upaya Rocksteady dan WB yang membuat Suicide Squad: Kill The Justice League menjadi game dengan model bisnis live-service adalah sebuah blunder besar, kini menjadi kenyataan. Dan itu benar saja, game yang rilis multiplatform dan mampu dimainkan secara cross-play dan cross-progress ini nggak berujung sesuai harapan. Sudahlah dianggap sangat membosankan, dihujat fanboy DC Comics karena membunuh karakter iconic dengan cara yang menggelikan, dan akhirnya ditinggalkan banyak player di umur yang baru 1 bulan.

Untuk ukuran game multiplayer yang bisa mempertemukan PS5, Xbox S|X, dan PC di saat yang bersamaan, waktu matchmaking yang panjang adalah sebuah pertanda betapa sedikitnya orang yang memainkan game tersebut.

Walau yang main cuma sedikit, Suicide Squad udah meraup keuntungan sekitar 5 juta USD untuk di platform Steam aja.

Melihat hasil yang nggak sesuai harapan, J.B. Perrette, bos gaming di Warner Bros. Discovery, akhirnya buka suara.

Beliau kepengin WB gaming company secara keseluruhan untuk mengganti haluan dan nggak berfokus ke pengembangan game di platform konsol. Perrette merasa bahwa profit game di konsol tuh terlalu volatile alias nggak stabil dan sulit diprediksi. Dalam obrolan baru-baru ini di acara Morgan Stanley, Perrette membeberkan bahwa upaya yang akan dilakukan untuk memitigasi profit yang rungkad adalah dengan diversifikasi risiko lewat pengembangan game live-service di platform mobile.

Uniknya, penjualan Suicide Squad ini paling bagus di platform PS5. Sempet menduduki peringkat nomer 1 di UK chart untuk versi fisik, walau emang cuma setengah dari penjualan fisiknya Guardian of The Galaxy.

“Kami akan mengembangkan judul-judul game yang pernah sukses dan potensial untuk dikembangkan menjadi live-service. Ini tentunya akan menghasilkan profit yang lebih konsisten ketimbang membuat satu judul besar di konsol dan selesai di satu siklus. Ambil contohnya di Hogwarts Legacy yang bisa kalian mainkan dan berkembang setiap hari di dalamnya.” Tambahnya lagi.

Waduhh, all-in live service ini.

Yang lebih menariknya, Arkham Knight yang dirilis Rocksteady di tahun 2015 masih punya pemain harian berkali-kali lipat lebih banyak dari Suicide Squad: Kill The Justice League di platform Steam.

Walau WB telah memiliki jajaran game hits seperti Mortal Kombat, Game of Thrones, Harry Potter, dan DC, ditambah dengan 11 studio pengembangan game internal, Perrette memprediksi bahwa mengembangkan game di platform mobile tentunnya akan makin mendorong profit menjadi lebih baik.

Kendati demikian, terlepas jeleknya review dan sentimen publik terhadap Suicide Squad: Kill The Justice League, Rocksteady berjanji masih akan terus mengembangkan game ini ke arah yang lebih baik. Ini sejalan dengan jadwal peluncuran konten baru seperti hadirnya Joker di akhir Maret 2024.

Dan tentunya penambahan konten ini gratis dong!

Apakah Suicide Squad mampu bangkit dari keterpurukan dan mampu menarik minat kalian untuk membeli game ini di saat diskon besar-besaran? Kita tunggu saja.